#Tradingan – #Pasar #saham AS bergerak berlawanan: saham teknologi seperti Tesla, Meta, dan Amazon melemah, sementara Dow Jones mencetak rekor baru. Pemerintah AS resmi beroperasi kembali setelah shutdown 43 hari, namun data ekonomi Oktober seperti inflasi dan lapangan kerja masih belum dirilis.
Baca juga: Mengatasi Ketakutan Entry Ulang Setelah Loss Berturut-turut (Fear of Re-entry)
💸 Nasdaq Turun, Dow Jones Terbang

Pasar saham Amerika Serikat menunjukkan pergerakan berlawanan pada Rabu (13/11).
Indeks Nasdaq Composite (IXIC) melemah 0,3%, karena aksi beli investor lebih banyak mengarah ke saham sektor ekonomi riil.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average justru melonjak 327 poin atau sekitar 0,7% ke level 48.255, menandai rekor penutupan ke-17 sepanjang tahun 2025.
Indeks S&P 500 hanya naik tipis, kurang dari 0,1%.
Penurunan saham teknologi kali ini memperpanjang tren pelemahan yang sudah terjadi sejak akhir Oktober, ketika perusahaan-perusahaan besar di sektor AI seperti Meta, Tesla, dan Amazon mengejutkan pasar dengan rencana belanja modal yang jauh lebih tinggi dari perkiraan.
Baca Juga: Latihan Mental Visualisasi Sebelum Eksekusi Trading
📢 Investor Beralih dari AI ke Sektor Nyata
Pasar saham tampaknya memasuki fase rotasi sektor.
Para trader mulai meninggalkan saham teknologi dan beralih ke bank, maskapai penerbangan, serta produsen barang konsumsi.
Kembalinya aktivitas pemerintah memicu harapan bahwa permintaan perjalanan dan belanja konsumen akan meningkat.
Namun, saham teknologi gagal mengikuti reli ini.
Setelah sempat rebound singkat di awal pekan, saham-saham besar seperti Tesla, Meta, dan Amazon kembali terkoreksi karena investor mengejar peluang di sektor yang dinilai lebih undervalued.
⚠️ Penutupan Pemerintah Berakhir, Tapi Data Ekonomi Masih Hilang
Kabar baik datang setelah DPR AS yang dipimpin Partai Republik (GOP) akhirnya meloloskan RUU untuk membuka kembali pemerintahan federal, mengakhiri penutupan selama 43 hari, yang menjadi rekor terpanjang dalam sejarah AS.
Presiden Donald Trump langsung menandatangani undang-undang tersebut pada Rabu malam, mengembalikan ratusan ribu pegawai negeri yang sebelumnya dirumahkan (furloughed) ke tempat kerja masing-masing.
Meski begitu, data ekonomi penting untuk Oktober seperti lapangan kerja non-pertanian (Nonfarm Payrolls) dan inflasi konsumen (CPI) kemungkinan tidak akan dirilis sama sekali.
Seorang pejabat senior Gedung Putih menyebutkan bahwa gangguan operasional di Bureau of Labor Statistics selama penutupan membuat publikasi data tersebut sulit dilakukan tepat waktu.
🧭 Pasar Masuk Fase Transisi
Penutupan pemerintahan memang telah berakhir, tetapi pasar saham AS kini tengah berada di titik transisi besar.
Investor terlihat memindahkan dana dari sektor teknologi ke ekonomi riil, menandakan perubahan strategi menuju sektor yang dinilai lebih stabil dan memiliki potensi pertumbuhan jangka pendek.
Baca Juga: The “Gambler’s Fallacy” dalam Trading: Bahaya Memaksakan Pola yang Tidak Ada
Dalam waktu dekat, ketiadaan data ekonomi resmi bisa membuat pasar bergerak lebih volatil, karena pelaku pasar hanya akan mengandalkan sentimen dan ekspektasi terhadap kebijakan ekonomi berikutnya.



