
#Tradingan _ #Berita Saham – Ini #biang kerok yang bikin #Saham PT #Gudang Garam Tbk (#GGRM) terus mengalami tekanan dalam beberapa waktu terakhir. Berdasarkan pantauan Warta Ekonomi, pada Senin (7/7/2025) pukul 11.05 WIB, saham GGRM memerah 4.29% poin ke level Rp8.925.
Meskipun perusahaan masih mampu bertahan dari gempuran rokok elektrik, rokok ilegal, dan regulasi pemerintah yang semakin ketat, tekanan terhadap saham emiten ini tak kunjung mereda.
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Reza Priyambada, mengatakan penurunan harga saham GGRM tidak bisa dilepaskan dari ekspektasi pasar yang pesimistis terhadap masa depan industri tembakau.
Baca juga: Harga Emas Berpotensi Naik Jelang Tenggat Tarif donald Trump, Ketidak Pastian Semangkin Menguat
“Pelaku pasar cenderung menjauhi saham-saham rokok, termasuk GGRM, akibat outlook industri yang dianggap kurang menjanjikan. Padahal secara fundamental, GGRM masih menunjukkan kemampuan bertahan,” ujar Reza, kepada Warta Ekonomi, Senin (7/6/2025).
Reza mengatakan, meski valuasi saham GGRM saat ini sudah tergolong undervalue, investor masih menahan diri untuk mengoleksi saham ini.
“Masalahnya, belum ada sentimen positif yang cukup kuat untuk membuat saham ini menarik. Sementara, investor bisa melakukan rotasi ke saham lain yang lebih prospektif sembari menunggu perubahan outlook di sektor ini,” ujarnya.
Baca juga: Notulen Fed dan Yield Stabil Bisa Siapkan Jalur untuk Pemulihan Dolar As
Tekanan terhadap kinerja Gudang Garam tercermin jelas dalam laporan keuangan tahun 2024. Pendapatan bersih perusahaan anjlok 17,06% menjadi Rp98,65 triliun dari Rp118,95 triliun pada 2023.
Penurunan terbesar terjadi pada penjualan dalam negeri yang turun dari Rp117,45 triliun menjadi Rp97,33 triliun. Penjualan ekspor pun ikut tergerus menjadi Rp1,31 triliun dari Rp1,49 triliun.
Sedangkan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlok drastis hingga 81,58%, dari Rp5,52 triliun menjadi hanya Rp980,8 miliar.
Penurunan ini sejalan dengan penurunan volume penjualan domestik yang mencapai 13,4%, dari 59,74 miliar batang pada 2023 menjadi 51,71 miliar batang di 2024. Total volume penjualan GGRM turun dari 61,4 miliar batang menjadi 53,1 miliar batang.
Baca juga: Harga Bitcoin Hari Ini Terpantau Naik ke $108rb di Awal
Tak hanya itu, data dari Nielsen Market Research menunjukkan pangsa pasar (market share) GGRM terus tergerus. Dari posisi 27,1% pada 2021, market share GGRM turun menjadi 25,5% di 2022, 21,2% di 2023, dan tinggal 17,4% di 2024.
Dengan tekanan yang terus berlanjut, Reza menyarankan GGRM untuk mempertimbangkan aliansi strategis dengan produsen rokok lainnya atau mulai melakukan diversifikasi bisnis di luar industri tembakau.
“Jika ingin bertahan di tengah tekanan regulasi dan tren gaya hidup sehat, perusahaan perlu adaptif terhadap perubahan. Inovasi produk atau masuk ke lini bisnis baru bisa menjadi opsi untuk memperkuat ketahanan usaha ke depan,” ungkapnya.