Arbitrase Antar Exchange Lokal & Internasional – Langkah Aman Melakukan Arbitrase Harga Tanpa Risiko Besar

2 bulan ago 2 69

#Tradingan – #Arbitrase Antar Exchange Lokal & Internasional – Langkah Aman Melakukan #Arbitrase Harga Tanpa Risiko Besar – Arbitrase kripto menjadi salah satu #strategi trading yang cukup populer di kalangan #trader berpengalaman. Prinsipnya sederhana: membeli aset #kripto di satu exchange dengan harga lebih murah, lalu menjualnya di exchange lain dengan harga lebih tinggi. Selisih harga itulah yang menjadi keuntungan. Namun, meski terlihat mudah, praktik arbitrase antar exchange—terutama antara #exchange lokal (Indonesia) dan #internasional—membutuhkan strategi matang agar tetap aman dan terhindar dari risiko besar.

Mengapa Arbitrase Bisa Terjadi?

Perbedaan harga aset kripto di exchange lokal dan internasional disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

Perbedaan likuiditas – Volume perdagangan di exchange internasional biasanya jauh lebih besar dibandingkan lokal.
Permintaan dan penawaran – Jika permintaan di satu exchange tinggi, harga bisa lebih mahal dibandingkan exchange lain.
Kurs mata uang – Exchange lokal menggunakan rupiah, sementara exchange internasional mayoritas menggunakan USD atau stablecoin. Fluktuasi nilai tukar juga memengaruhi harga.

Langkah Aman Melakukan Arbitrase Antar Exchange

Agar arbitrase tidak berubah menjadi kerugian, berikut beberapa langkah aman yang bisa diterapkan:

1. Pilih Exchange Terpercaya

Gunakan exchange yang memiliki reputasi baik, baik lokal maupun internasional. Beberapa exchange lokal sudah terdaftar resmi di Bappebti, sementara exchange internasional populer biasanya punya lisensi dan regulasi ketat.

2. Cek Perbedaan Harga dengan Cepat

Arbitrase membutuhkan kecepatan. Gunakan tools monitoring harga atau fitur API yang memungkinkan Anda membandingkan harga antar exchange dalam waktu nyata (real-time).

3. Hitung Biaya Transaksi dengan Detail

Jangan hanya fokus pada selisih harga. Perhatikan biaya berikut:

Fee trading (buy/sell)
Fee deposit/withdraw
Fee transfer blockchain
Bisa jadi selisih harga 2–3% justru habis hanya untuk biaya transaksi.

4. Gunakan Stablecoin Sebagai Jembatan

Alih-alih mengirim langsung aset kripto seperti BTC atau ETH, lebih aman menggunakan stablecoin (USDT, USDC) karena biaya lebih rendah dan transfer lebih cepat.

Baca Juga: Charles Schwab (SCHW)

5. Manfaatkan Pair Trading yang Likuid

Hindari aset dengan volume kecil karena bisa sulit menjual kembali. Fokus pada aset dengan likuiditas tinggi seperti BTC, ETH, atau stablecoin populer.

6. Perhatikan Regulasi dan Batasan Transfer

Setiap exchange memiliki kebijakan berbeda soal limit deposit, withdraw, hingga KYC. Pastikan Anda memahami aturan ini agar tidak terjebak kendala teknis saat arbitrase.

7. Gunakan Modal dengan Bijak

Arbitrase bukan tanpa risiko. Gunakan modal sesuai toleransi risiko, jangan seluruh dana. Ingat, kecepatan dan efisiensi adalah kunci, bukan sekadar besar modal.

Risiko yang Harus Diantisipasi

Delay transfer: Pengiriman kripto bisa tertunda karena jaringan blockchain padat.
Perubahan harga mendadak: Market kripto sangat fluktuatif, harga bisa berubah hanya dalam hitungan detik.
Regulasi: Ada risiko pembatasan transfer lintas exchange tertentu.
Likuiditas rendah: Sulit menjual aset dengan cepat, terutama di exchange kecil.

Baca Juga: BlackRock (BLK)

Kesimpulan

Arbitrase antar exchange lokal dan internasional memang bisa menjadi strategi menguntungkan, terutama ketika perbedaan harga cukup signifikan. Namun, kunci keberhasilan bukan hanya melihat selisih harga, tetapi juga manajemen risiko, kecepatan eksekusi, dan perhitungan biaya yang cermat. Dengan langkah aman dan disiplin, trader bisa memanfaatkan peluang arbitrase tanpa harus menghadapi risiko besar.