#Tradingan – Pengaruh #Dopamin & #Adiksi Trading – Mengapa Trading Bisa Bikin Ketagihan – #Trading sering dipandang sebagai cara modern untuk meraih kebebasan finansial. Dengan akses yang mudah melalui smartphone dan platform online, siapa pun bisa terjun ke dunia #forex, #saham, atau #kripto. Namun di balik #peluang keuntungan, ada sisi #psikologis yang jarang dibicarakan: trading dapat menimbulkan adiksi (kecanduan). Salah satu faktor utama penyebabnya adalah peran dopamin di otak manusia.
Baca Juga: Risk Budgeting: Membagi Risiko untuk Beberapa Strategi Sekaligus

Apa Itu Dopamin?
Dopamin adalah neurotransmitter (zat kimia otak) yang berperan dalam mengatur rasa senang, motivasi, dan perilaku berulang. Ketika seseorang merasakan kesenangan—misalnya saat mendapatkan profit besar—otak melepaskan dopamin. Rasa “reward” ini membuat kita ingin mengulanginya lagi.
Fenomena ini mirip dengan apa yang terjadi pada aktivitas lain yang berpotensi adiktif, seperti bermain game online, scrolling media sosial, hingga berjudi.
Mekanisme Dopamin dalam Trading
- Profit Tak Terduga → Ledakan Dopamin
Keuntungan tak terduga dalam trading dapat menghasilkan lonjakan dopamin lebih besar daripada reward yang sudah diprediksi. Inilah sebabnya banyak trader merasa euforia saat “menang besar”. - Kerugian → Dorongan Balas Dendam (Chasing Losses)
Ketika rugi, bukannya berhenti, otak justru terdorong untuk segera “membalas kekalahan”. Mekanisme ini mirip dengan perilaku penjudi. - Variabel Reward System
Dalam trading, tidak ada hasil yang pasti. Profit dan loss terjadi acak—seperti mesin slot di kasino. Pola reward acak ini terbukti secara ilmiah lebih membuat ketagihan dibanding reward yang bisa diprediksi.
Mengapa Trading Bisa Bikin Ketagihan?
- Kemudahan Akses: Hanya dengan smartphone, trader bisa membuka posisi kapan saja.
- Sensasi Emosional Tinggi: Setiap pergerakan harga bisa memicu rasa tegang, harapan, atau kekecewaan.
- Harapan Cepat Kaya: Imajinasi bahwa profit besar bisa dicapai dalam hitungan menit membuat trader sulit berhenti.
- FOMO (Fear of Missing Out): Melihat orang lain profit bisa menimbulkan rasa tidak mau ketinggalan.
Baca Juga: FAP Agri ( FAPA)
Gejala Adiksi Trading
- Terus membuka chart berjam-jam meski mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Merasa gelisah jika tidak melakukan trading.
- Menambah modal meski sudah sering rugi.
- Sulit mengendalikan emosi, terutama saat mengalami loss.
- Trading bukan lagi sekadar investasi, tapi jadi “kebutuhan emosional”.
Dampak Negatif dari Adiksi Trading
- Finansial: Kehilangan modal dalam jumlah besar.
- Psikologis: Stres, cemas, depresi.
- Sosial: Mengabaikan keluarga, pekerjaan, dan hubungan sosial.
- Kesehatan: Pola tidur terganggu, kelelahan, bahkan bisa memicu masalah fisik akibat stres berlebih.
Cara Mengendalikan Diri dari Adiksi Trading
- Tentukan Batas Modal & Waktu: Jangan trading lebih dari jumlah yang siap hilang.
- Gunakan Rencana Trading (Trading Plan): Ikuti strategi, jangan trading karena emosi.
- Istirahat Sejenak: Jika merasa trading mulai mengganggu kehidupan, berhenti sementara.
- Pisahkan Trading dari Hiburan: Anggap trading sebagai aktivitas finansial, bukan sumber adrenalin.
- Cari Aktivitas Alternatif: Olahraga, membaca, atau hobi lain untuk mengalihkan dorongan adiktif.
Baca Juga: Maha Properti (MPRO)
Kesimpulan
Trading bisa menjadi jalan menuju kebebasan finansial, tetapi juga bisa berubah menjadi jebakan adiksi. Peran dopamin menjadikan aktivitas ini mirip dengan judi—reward yang tidak pasti memicu rasa ingin mengulang terus-menerus. Dengan kesadaran, disiplin, dan manajemen emosi, trader bisa menghindari adiksi serta menjadikan trading sebagai alat untuk bertumbuh, bukan sumber kehancuran.
[…] Baca Juga: Pengaruh Dopamin & Adiksi Trading – Mengapa Trading Bisa Bikin Ketagihan […]