#Tradingan – #Model Drawdown Control: #Batas Cut-Loss Tahunan/Per-Trade dan #Plan Recovery Modal – Dalam dunia #trading maupun #investasi, #drawdown adalah salah satu indikator paling penting untuk #mengukur risiko. Drawdown mengacu pada penurunan modal dari puncak ekuitas (#equity peak) ke titik terendah sebelum terjadi pemulihan. Mengendalikan drawdown dengan baik bukan hanya menjaga modal tetap aman, tetapi juga menghindarkan #trader dari tekanan #psikologis yang dapat merusak konsistensi strategi.
Baca Juga: Teknik Self-Talk Scripts untuk Mengatasi Panic Selling atau FOMO Saat Pump Besar

Mengapa Kontrol Drawdown Itu Penting?
Banyak trader fokus mengejar keuntungan, tetapi lupa bahwa keberlangsungan modal jauh lebih penting.
Jika modal menyusut terlalu dalam (deep drawdown), dibutuhkan persentase keuntungan yang jauh lebih besar untuk kembali ke titik impas. Contohnya:
Penurunan Modal | Profit yang Diperlukan untuk Impas |
---|---|
-10% | 11,1% |
-30% | 42,8% |
-50% | 100% |
Semakin besar drawdown, semakin sulit dan lama proses recovery.
Batas Cut-Loss Per-Trade
Menentukan batas kerugian per transaksi adalah langkah awal untuk mengontrol risiko. Umumnya, batas ini ditetapkan antara 1%–2% dari total modal.
Contoh:
Jika modal $10.000 dan batas cut-loss per-trade adalah 2%, maka maksimal risiko per posisi = $200.
Keuntungan pengaturan ini:
- Menghindari kerugian besar dari satu transaksi.
- Memungkinkan strategi bertahan meski terjadi losing streak.
Baca Juga: Manajemen Stres & Mental dengan Cold Exposure dan Exercise Micro-Break Sebelum Trading
Batas Cut-Loss Tahunan / Bulanan
Selain per-trade, trader profesional biasanya memiliki batas kerugian akumulatif bulanan atau tahunan, misalnya:
- Batas bulanan: 6%–10% dari modal.
- Batas tahunan: 15%–20% dari modal.
Jika batas tercapai:
- Stop trading sementara (cooling down).
- Evaluasi strategi, jurnal trading, dan kondisi pasar.
- Lanjut trading hanya jika ada perbaikan sistem dan mental.
Plan Recovery Modal
Mengalami drawdown bukan akhir segalanya, tetapi pemulihan harus dilakukan secara terstruktur, bukan dengan balas dendam (revenge trading).
Langkah recovery yang sehat:
- Analisis Penyebab Drawdown
- Apakah akibat kesalahan sistem? Atau faktor psikologis?
- Turunkan Ukuran Lot / Risiko
- Kurangi ukuran posisi hingga risiko setengah dari biasanya.
- Gunakan Strategi High-Probability
- Fokus pada setup dengan win rate tertinggi berdasarkan jurnal.
- Tetapkan Target Recovery Bertahap
- Misalnya target +2% per bulan sampai modal kembali.
- Jangan Naikkan Risiko Sebelum Impas
- Risiko boleh dinaikkan bertahap hanya setelah drawdown teratasi.
Simulasi Perhitungan Recovery
Misal modal awal: $10.000 → drawdown 20% (menjadi $8.000).
Target recovery aman: +2% per bulan, risiko per-trade: 1%.
Estimasi waktu recovery:
- Bulan 1: $8.160
- Bulan 2: $8.323
- Bulan 3: $8.489
… hingga kembali ke $10.000 memerlukan ± 10–12 bulan (jauh lebih realistis dan aman daripada memaksakan 1–2 bulan).
Baca Juga: Strategi Mean Reversion Menggunakan Statistical Arbitrage Antar Kripto Pair (BTC/ETH vs ETH/USDT)
Kesimpulan
Kontrol drawdown adalah pilar utama dalam manajemen risiko. Dengan menetapkan batas cut-loss per-trade, cut-loss tahunan, dan rencana recovery yang disiplin, trader dapat:
- Melindungi modal dari kerugian besar.
- Mengurangi tekanan mental.
- Mempertahankan konsistensi strategi untuk jangka panjang.
Ingat, dalam trading, survive dulu, profit kemudian.