#Tradingan – Konsep #Volume Imbalance dan Cara Entry di #Liquidity Void – Dalam dunia #trading modern, terutama bagi mereka yang mempelajari #Smart Money Concepts (SMC) dan #Order Flow Analysis, terdapat dua konsep penting yang sering menjadi dasar pergerakan harga: Volume Imbalance dan Liquidity Void. Keduanya tidak hanya menggambarkan ketidakseimbangan kekuatan antara pembeli dan penjual, tetapi juga menunjukkan area potensial di mana harga akan kembali untuk menyeimbangkan #pasar.
Baca Juga: Cara Menggunakan Timeframe Likuiditas (HTF vs LTF) untuk Entry Presisi
Memahami kedua konsep ini akan membantu trader membaca “jejak institusi” di balik pergerakan harga yang tampak acak. Mari kita bahas secara rinci apa itu Volume Imbalance, bagaimana Liquidity Void terbentuk, dan bagaimana cara memanfaatkannya sebagai area entry dengan probabilitas tinggi.

1. Apa Itu Volume Imbalance?
Volume Imbalance adalah kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan signifikan antara volume beli (buy orders) dan volume jual (sell orders) dalam periode tertentu. Dalam kondisi normal, pasar bergerak karena adanya keseimbangan antara dua pihak — pembeli dan penjual. Namun, ketika salah satu sisi mendominasi secara ekstrem, harga akan bergerak cepat ke satu arah tanpa banyak perlawanan.
Sebagai contoh, ketika tekanan beli jauh lebih besar dibanding tekanan jual, harga akan menembus area resistensi dan bergerak naik tajam. Sebaliknya, ketika tekanan jual mendominasi, harga akan jatuh menembus area support dengan cepat. Ketidakseimbangan inilah yang disebut sebagai Volume Imbalance.
Ketika hal ini terjadi, pasar meninggalkan “jejak” berupa area yang belum tersentuh oleh transaksi yang cukup. Area ini menunjukkan bahwa likuiditas belum sepenuhnya terdistribusi. Nantinya, harga sering kali akan kembali ke area tersebut untuk menyeimbangkan kembali volume — inilah yang menjadi awal terbentuknya Liquidity Void.
2. Memahami Konsep Liquidity Void
Liquidity Void, atau sering disebut juga Imbalance Zone atau Fair Value Gap (FVG), adalah area pada grafik harga di mana terjadi pergerakan ekstrem yang meninggalkan celah (gap) antara harga tertinggi dan terendah dari beberapa candlestick berturut-turut.
Liquidity Void menandakan bahwa pasar bergerak terlalu cepat karena dominasi satu sisi, sehingga tidak ada cukup likuiditas di sisi lain untuk menahan pergerakan tersebut. Akibatnya, terbentuk area kosong yang sering kali menjadi target bagi harga untuk “mengisi kembali” di kemudian hari.
Secara visual, Liquidity Void dapat diidentifikasi melalui pola tiga candlestick berturut-turut:
- Candle pertama menunjukkan awal pergerakan impulsif.
- Candle kedua bergerak sangat cepat ke satu arah tanpa banyak tumpang tindih dengan candle sebelumnya.
- Candle ketiga mulai memperlambat momentum atau menunjukkan tanda retracement.
Area kosong antara high candle pertama dan low candle ketiga (untuk pergerakan turun), atau sebaliknya (untuk pergerakan naik), disebut sebagai Liquidity Void Zone.
Dalam banyak kasus, harga akan kembali ke area ini di masa mendatang, karena pasar perlu mengisi kekosongan order di sana. Fenomena ini menjadi dasar dari strategi Liquidity Fill Entry.
3. Mengapa Volume Imbalance dan Liquidity Void Penting?
Bagi trader profesional dan institusional, konsep Volume Imbalance dan Liquidity Void berfungsi sebagai indikator ketidakseimbangan pasar. Dalam pasar yang efisien, likuiditas cenderung tersebar merata. Namun ketika terjadi lonjakan volume di satu sisi, harga menjadi tidak efisien — dan pasar akan berusaha memperbaikinya.
Alasan penting mengapa area ini sering diperhatikan antara lain:
- Menunjukkan jejak institusi. Pergerakan tajam yang menyebabkan imbalance biasanya disebabkan oleh smart money yang mengeksekusi order besar.
- Area potensial retracement. Harga cenderung kembali untuk menyeimbangkan likuiditas yang hilang.
- Menjadi area entry strategis. Trader ritel dapat memanfaatkan pullback ke area Liquidity Void sebagai sinyal entry dengan risiko kecil dan potensi reward besar.
Dengan kata lain, Liquidity Void bertindak sebagai “magnet harga” — area yang menarik harga untuk kembali sebelum melanjutkan arah tren utama.
4. Cara Entry di Area Liquidity Void
Berikut panduan langkah demi langkah untuk memanfaatkan Liquidity Void sebagai area entry yang efektif:
a. Identifikasi Struktur Pasar
Langkah pertama adalah memahami arah tren utama.
- Jika pasar sedang bullish, fokuslah mencari Liquidity Void yang terbentuk akibat pergerakan naik cepat.
- Jika pasar sedang bearish, cari Liquidity Void yang terbentuk dari penurunan tajam.
Mengetahui konteks tren akan membantu menghindari kesalahan entry yang berlawanan arah.
b. Tandai Area Imbalance
Gunakan rectangle tool pada chart untuk menandai area Liquidity Void — yaitu celah antara high candle pertama dan low candle ketiga (pada pola tiga candlestick).
Area ini menjadi zona potensial retracement.
c. Tunggu Harga Melakukan Retracement
Jangan terburu-buru entry. Tunggu hingga harga melakukan pullback ke area Liquidity Void. Biasanya, harga akan mengisi sebagian atau seluruh area sebelum melanjutkan tren utama.
Sabar menunggu konfirmasi retracement sering kali menjadi pembeda antara entry akurat dan entry spekulatif.
d. Konfirmasi Entry di Time Frame Lebih Rendah
Setelah harga memasuki area Liquidity Void, pindah ke time frame yang lebih kecil (misalnya dari H1 ke M15 atau M5) untuk mencari tanda konfirmasi, seperti:
- Rejection wick atau engulfing candle sebagai sinyal pembalikan mikro.
- Shift in Market Structure (ChoCh), yaitu perubahan arah struktur harga lokal.
- Lonjakan volume pada footprint chart atau delta imbalance indicator.
Entry hanya dilakukan ketika muncul sinyal valid yang mendukung arah tren utama.
e. Tentukan Stop Loss dan Take Profit
- Stop Loss: Tempatkan sedikit di luar area Liquidity Void, biasanya 5–10 pips tergantung time frame.
- Take Profit: Arahkan ke area likuiditas terdekat, seperti previous high/low atau equal highs/lows.
Dengan perencanaan yang matang, rasio risk-to-reward (RR) bisa mencapai 1:3 hingga 1:5 atau bahkan lebih.
5. Tips Tambahan untuk Akurasi Tinggi
Untuk memaksimalkan efektivitas strategi ini, perhatikan beberapa hal berikut:
- Gunakan Konfluensi. Kombinasikan Liquidity Void dengan order block, breaker block, atau area premium-discount zone.
- Perhatikan Waktu Pasar. Imbalance yang terbentuk pada sesi London dan New York biasanya lebih kuat karena volume tinggi.
- Gunakan Multi-Timeframe Analysis. Temukan Liquidity Void di time frame tinggi (H4 atau H1), lalu cari konfirmasi entry di time frame rendah (M15 atau M5).
- Hindari Berita Berdampak Tinggi. Saat rilis data ekonomi penting, imbalance sering kali bersifat sementara dan mudah tertembus.
Baca Juga: Buntu di Senat: Proposal Demokrat Ancam Masa Depan Regulasi Crypto AS
Kesimpulan
Volume Imbalance dan Liquidity Void merupakan dua konsep penting yang menggambarkan dinamika distribusi likuiditas di pasar. Ketika harga bergerak terlalu cepat ke satu arah, ketidakseimbangan tercipta — dan pasar akan berusaha mengoreksinya dengan kembali ke area tersebut.
Dengan memahami cara mengidentifikasi area imbalance dan menunggu retracement yang terkonfirmasi, trader dapat menemukan entry point dengan akurasi tinggi, risiko rendah, dan potensi keuntungan yang besar.
Trading bukan sekadar menebak arah harga, tetapi memahami di mana pasar belum selesai bekerja. Area Liquidity Void adalah cerminan ketidakseimbangan itu — dan di sanalah peluang terbaik sering kali muncul.




[…] Baca Juga: Konsep Volume Imbalance dan Cara Entry di Liquidity Void […]