Tradingan – #Pasar #kripto kembali #diguncang #volatilitas. #Baru saja #mencapai #puncak baru di atas $120,800, harga Bitcoin (BTC) mengalami koreksi tajam dan jatuh mendekati level $102,000. Aksi jual ini memicu liquidasi besar-besaran dan menebar kepanikan di kalangan trader baru. Namun, di balik penurunan yang tampak menyeramkan ini, data on-chain dan analisis teknikal justru mengungkap cerita yang berbeda—sebuah cerita tentang ketahanan dan peluang akumulasi.
Baca juga: Kepercayaan Institusi terhadap Ethereum (ETH) Menguat di Tengah Koreksi Pasar, Volume Naik 196%

Sementara altcoin seperti Ethereum (ETH) dan XRP tercatat anjlok lebih dari 13%, penurunan Bitcoin pada saat artikel ini ditulis “hanya” sekitar 7%. Ketahanan relatif ini mengisyaratkan adanya kekuatan underlying yang patut diperhitungkan. Lantas, pertanyaan besarnya adalah: Apakah Bitcoin mampu bertahan di atas level psikologis kritis $100,000, atau justru akan melanjutkan penurunannya?
Jawabannya tidak terletak pada sentimen semata, melainkan pada tiga grafik kunci berikut ini.
1. Perilaku Pemegang (Holder): Akumulasi Diam-diam oleh “Tangan Kuat”
Tanda dukungan pertama datang dari perilaku pemegang Bitcoin di jaringan (on-chain). Bertolak belakang dengan kepanikan yang terlihat di pasar, data on-chain justru menunjukan kepercayaan diri yang tinggi dari investor jangka panjang.
Jumlah Pemegang Justru Bertambah
Meski harga turun drastis, total jumlah alamat yang memegang Bitcoin (holders) meningkat dari 56.92 juta menjadi 56.98 juta hanya dalam sehari. Fenomena ini jelas mengindikasikan bahwa banyak investor memandang penurunan harga ini sebagai kesempatan berharga untuk “beli saat turun” (dip-buying), bukan sebagai sinyal untuk menjual dan kabur. Ini adalah fondasi dari keyakinan bullish jangka panjang.
Pemegang Veteran Tetap Tenang, Penjual adalah Pemegang Baru
Analisis yang lebih mendalam datang dari metrik Spent Coins Age Bands (SCAB), yang melacak usia koin Bitcoin yang sedang dipindahkan atau dijual. Metrik ini membedakan apakah penjual didominasi oleh pemegang lama (“veteran”) atau pemegang baru.
Saat koreksi dimulai pada 10 Oktober, terjadi peningkatan tajam dalam aktivitas penjualan secara keseluruhan. Namun, ketika data ini dirinci, terungkap fakta menarik:
Baca juga: Scalping Menggunakan Tick Chart dan Footprint Analysis
- Pemegang Baru/Menengah (1-12 bulan): Kelompok ini adalah kontributor utama aksi jual. SCAB untuk koin berusia 180-365 hari (pita merah) tetap tinggi, menandakan mereka yang baru beberapa bulan membeli BTC mulai mengambil profit atau cut loss.
- Pemegang Veteran (1-2 tahun ke atas): SCAB untuk koin berusia 365 hari – 2 tahun (pita biru) justru anjlok drastis dari 2,452 BTC menjadi hanya 535 BTC. Ini adalah bukti nyata bahwa pemegang lama sama sekali tidak terpancing untuk menjual aset mereka.
Apa Artinya?
Kepanikan jual hampir seluruhnya dipimpin oleh dompet “tangan lemah” (weak hands)—pemegang baru yang mudah panik. Sementara itu, “tangan kuat” (strong hands)—pemegang veteran—tetap berdiam diri dan yakin dengan investasi mereka. Para veteran ini biasanya hanya akan menjual jika mereka mengantisipasi penurunan harga yang sangat dalam, jauh di bawah level $100,000. Ketidakaktifan mereka adalah sinyal bullish yang kuat, karena ini menandakan perpindahan kepemilikan dari spekulan jangka pendek ke investor jangka panjang, yang akan menstabilkan pasar dan menjadi batu loncatan untuk rally berikutnya.
2. Analisis Teknikal: Dari Divergensi Bearish Menuju Sinyal Bullish Rebound
Koreksi kali ini bukan hanya dipicu sentimen, tetapi juga mengikuti pola teknis yang sering menandai titik balik. Kisahnya dapat dilihat melalui indikator Relative Strength Index (RSI).
Awal Mula Koreksi: Divergensi Bearish
Sebelum koreksi terjadi, terbentuk pola yang disebut Bearish Divergence pada RSI. Divergensi bearish terjadi ketika harga membentuk higher high (puncak yang lebih tinggi), namun RSI justru membentuk lower high (puncak yang lebih rendah). Pola ini merupakan peringatan klasik bahwa momentum kenaikan sedang melemah dan reversal (pembalikan arah) berpotensi terjadi.
Itulah yang terjadi antara pertengahan Juli dan awal Oktober. Bitcoin berhasil mencetak rekor tertinggi baru pada grafik, namun RSI gagal mengonfirmasinya. Akibatnya, koreksi tajam sebesar 19.1% pun terjadi, sebuah gerakan yang hampir identik dengan koreksi berbasis divergensi serupa sebelumnya yang menyebabkan penurunan lebih dari 14%.
Pergantian Pola: Munculnya Divergensi Bullish
Yang menarik, setelah koreksi terjadi, pola RSI justru berbalik arah. Antara 25 September dan 11 Oktober, terbentuk pola Bullish Divergence. Pola ini adalah kebalikan dari bearish divergence: harga membentuk lower low (lemah yang lebih rendah), namun RSI membentuk higher low (lemah yang lebih rendah). Ini mengisyaratkan bahwa tekanan jual mulai kehilangan kekuatannya dan momentum bullish secara diam-diam mulai terbentuk untuk rebound.
3. Level Kunci: Peta Menuju $120,800 atau Proteksi dari $100,000
Dengan sinyal bullish divergence yang muncul, ke mana harga Bitcoin akan bergerak selanjutnya?
Pada saat analisis ini, Bitcoin diperdagangkan di sekitar $111,600, sebuah level yang bersebelahan dengan level Fibonacci 0.5 retracement ($111,400). Level Fibonacci sering menjadi area resistance atau support yang signifikan.
- Skenario Bullish: Jika Bitcoin berhasil menutup harga harian (daily close) di atas $111,400 secara konsisten, ini dapat mengonfirmasi kekuatan baru yang akan mendorong harga menuju target-target berikut: $113,600 -> $116,800 -> $120,800 (mencapai kembali puncak sebelumnya).
- Skenario Bearish & Titik Invalidasi: Titik invalidasinya terletak di bawah $109,100. Jika level ini tembus, Bitcoin berpotensi mengalami tekanan jual lebih lanjut menuju $106,400 dan $101,900.
Poin terpenting: Kemungkinan Bitcoin untuk jatuh di bawah $100,000 dalam jangka pendek dinilai kecil. Hanya dengan penutupan harga harian di bawah $101,900 yang dapat membuka pintu bagi penurunan harga menuju area di bawah $100,000. Data on-chain yang menunjukkan ketenangan para pemegang veteran semakin memperkuat argumen ini.
Baca Juga: Hybrid Strategy: Kombinasi Antara Trend Following dan Counter-Trend
Kesimpulan: Ketahanan di Tengah Badai
Koreksi 19% ini, meski terlihat menakutkan, pada dasarnya adalah proses pembersihan pasar yang sehat. Data on-chain dengan jelas menunjukkan bahwa investor jangka panjang justru melihat ini sebagai peluang, bukan bencana. Sementara analisis teknikal mengonfirmasi bahwa momentum bearish telah melemah dan sinyal untuk rebound mulai terbentuk.
Dengan “tangan kuat” terus memegang dan “tangan lemah” tersingkir dari pasar, fondasi untuk kenaikan berikutnya justru menjadi lebih kokoh. Selama level $101,900 dapat dipertahankan, peluang Bitcoin untuk mempertahankan posisi di atas $100,000 dan kembali menantang level $120,800 tetap sangat besar.
Disclaimer: Artikel ini adalah analisis edukatif dan bukan merupakan saran finansial. Selalu lakukan penelitian mandiri (Do Your Own Research) sebelum mengambil keputusan investasi. Pasar aset kripto sangat volatil dan penuh dengan risiko.