Strategi Breakout Berbasis Volume Spike & Order Book – Menggabungkan Analisis Chart dan Depth Market


#Tradingan – #Strategi Breakout Berbasis #Volume Spike & #Order Book – Menggabungkan #Analisis #Chart dan #Depth Market – #Breakout adalah momen ketika harga menembus level kunci—baik resistance maupun support—yang biasanya diikuti oleh pergerakan harga yang signifikan. Namun, tidak semua breakout berakhir sukses; banyak di antaranya hanyalah #false breakout yang menjebak trader.
Untuk meningkatkan akurasi, trader profesional sering menggabungkan dua pendekatan:

  1. Analisis Chart (Price Action + Volume Spike)
  2. Analisis Depth Market (Order Book & Market Liquidity)

Dengan memadukan keduanya, kita tidak hanya melihat apa yang terjadi pada chart, tetapi juga apa yang sedang dipersiapkan oleh pelaku pasar di balik layar.

Baca Juga: Mendeteksi Bubble Aset Kripto dengan Metrik On-Chain & Off-Chain – Indikator untuk Mengantisipasi Gelembung Harga

Strategi Breakout Berbasis Volume Spike & Order Book – Menggabungkan Analisis Chart dan Depth Market

1. Memahami Breakout Berbasis Volume Spike

Volume spike adalah lonjakan volume perdagangan yang jauh lebih besar dari rata-rata periode sebelumnya. Dalam konteks breakout:

  • Volume Spike di Resistance → Indikasi minat beli besar, kemungkinan breakout bullish.
  • Volume Spike di Support → Indikasi minat jual besar, kemungkinan breakdown bearish.
  • Tanpa Volume Spike → Potensi false breakout lebih tinggi.

📌 Tips Identifikasi Volume Spike:

  • Gunakan indikator Volume Moving Average (misalnya MA-20 pada volume).
  • Spike dianggap valid jika volume ≥ 150–200% dari rata-rata.

2. Analisis Order Book & Depth Market

Order book adalah daftar antrian order beli (bid) dan jual (ask) di bursa. Depth market menunjukkan kedalaman likuiditas dan distribusi order.

Sinyal Breakout dari Order Book

  • Bid Wall Menipis + Ask Wall Tertembus → Peluang harga naik (bullish breakout).
  • Ask Wall Menipis + Bid Wall Ditembus → Peluang harga turun (bearish breakout).
  • Spoof Orders → Order besar yang tiba-tiba menghilang; tanda manipulasi pasar yang perlu diwaspadai.

📌 Indikator Penting di Order Book:

  1. Imbalance Ratio – Perbandingan total volume bid vs ask.
    • 1,2 : Dominasi pembeli (bullish bias).
    • <0,8 : Dominasi penjual (bearish bias).
  2. Order Flow – Pergerakan transaksi yang benar-benar terjadi, bukan hanya yang ada di antrian.

Baca Juga: Analisis Fundamental di Forex: Menggabungkan Data Ekonomi & Siklus Suku Bunga – Studi Kasus pada USD/IDR


3. Menggabungkan Analisis Chart dan Depth Market

Strategi gabungan ini bertujuan memfilter breakout palsu dengan konfirmasi ganda.

Langkah-Langkah Strategi:

  1. Tentukan Level Kunci
    • Gunakan support dan resistance dari timeframe menengah (H1–H4).
    • Tandai area supply dan demand.
  2. Pantau Volume Spike di Chart
    • Tunggu harga mendekati level kunci.
    • Volume spike muncul → sinyal awal bahwa minat pasar meningkat.
  3. Konfirmasi dengan Order Book
    • Lihat apakah ada penipisan sell wall saat harga menembus resistance.
    • Pastikan bid side tetap kuat untuk mencegah retrace besar.
  4. Eksekusi Entry
    • Entry saat candle penembus ditutup di atas resistance (untuk buy) atau di bawah support (untuk sell), + konfirmasi dari order book.
    • Gunakan stop loss di bawah/atas level breakout ±0,5–1 ATR.
  5. Manajemen Risiko & Exit
    • Target profit awal = 1,5–2 kali risk.
    • Jika order book menunjukkan kebalikan (tiba-tiba ada buy wall besar di bearish trade atau sell wall besar di bullish trade), pertimbangkan untuk keluar lebih cepat.

4. Contoh Kasus

Misalnya harga BTC/USDT berada di $40.000 (resistance kuat).

  • Volume harian rata-rata: 5.000 BTC,
    namun di jam tertentu volume tiba-tiba melonjak menjadi 9.500 BTC (volume spike 190%).
  • Order book menunjukkan sell wall di $40.050 hanya 50 BTC (lebih kecil dari biasanya),
    sementara buy wall di $39.950 sebesar 400 BTC.

📌 Interpretasi:
Minat beli besar, penjual menipis → potensi breakout bullish kuat.
Entry di $40.060 dengan SL di $39.900, TP di $41.200.


5. Kelebihan dan Kelemahan Strategi

Kelebihan:

  • Mengurangi risiko false breakout.
  • Memberikan gambaran real-time sentiment pasar.
  • Cocok untuk scalping hingga swing trading.

Kelemahan:

  • Membutuhkan akses data order book real-time (tidak semua exchange memberikan data lengkap).
  • Harus cepat dalam pengambilan keputusan.
  • Bisa terjebak manipulasi spoof orders.

Baca Juga: Perbandingan Model Valuasi BTC: Stock-to-Flow vs Realized Cap – Mana yang Lebih Akurat di Pasar Saat Ini?


Kesimpulan

Menggabungkan analisis chart berbasis volume spike dengan data depth market adalah pendekatan yang lebih komprehensif dalam membaca breakout. Chart memberi gambaran historis & psikologis pasar, sedangkan order book mengungkap niat aktual pelaku pasar saat itu juga. Dengan konfirmasi ganda ini, peluang sukses dalam trading breakout dapat meningkat secara signifikan.

One Reply to “Strategi Breakout Berbasis Volume Spike & Order Book – Menggabungkan Analisis Chart dan Depth Market”

Tinggalkan Komentar

Bonus & Hadiah

Penawaran Terbaik

Copyright © 2025 Tradingan.com | Theme by Topoin.com, powered Aopok.com, Sponsor Topbisnisonline.com - Piool.com - Iklans.com.