Menggunakan Relative Volume (RVOL) untuk Validasi Breakout


#Tradingan – Menggunakan #Relative Volume (#RVOL) untuk #Validasi Breakout – Dalam dunia #trading modern, baik di #pasar #saham, #forex, maupun #kripto, istilah #breakout sering kali menjadi perhatian utama para trader. Breakout dianggap sebagai momen penting yang dapat membuka peluang keuntungan besar karena biasanya menandai awal dari pergerakan harga yang kuat.

Namun, tidak semua breakout benar-benar valid. Banyak trader yang sering tertipu oleh false breakout — kondisi ketika harga terlihat menembus level penting seperti support atau resistance, namun kemudian berbalik arah dengan cepat.

Baca Juga: Multi-Liquidity Sweep Setup: Kombinasi Asian Range & New York Killzone

Untuk menghindari jebakan tersebut, trader perlu memvalidasi breakout dengan bantuan indikator yang tepat. Salah satu indikator yang sangat efektif digunakan untuk tujuan ini adalah Relative Volume (RVOL).

Menggunakan Relative Volume (RVOL) untuk Validasi Breakout

1. Apa Itu Relative Volume (RVOL)?

Relative Volume (RVOL) adalah indikator teknikal yang digunakan untuk mengukur aktivitas volume perdagangan saat ini dibandingkan dengan volume rata-rata dalam periode tertentu.

Rumus sederhananya adalah:

RVOL = Volume Saat Ini / Volume Rata-rata (n periode)

Contohnya, jika RVOL bernilai 3, artinya volume saat ini tiga kali lebih besar dari rata-rata volume sebelumnya.

Indikator ini memberikan gambaran jelas tentang seberapa besar minat dan partisipasi pelaku pasar pada aset tersebut. Semakin tinggi nilai RVOL, semakin tinggi pula perhatian pasar terhadap pergerakan harga tersebut — tanda bahwa pergerakan harga kemungkinan besar didukung oleh kekuatan riil.


2. Pentingnya Volume dalam Breakout

Volume adalah elemen penting dalam analisis teknikal karena menunjukkan kekuatan di balik pergerakan harga. Tanpa dukungan volume, kenaikan atau penurunan harga sering kali tidak memiliki dasar yang kuat.

Dalam konteks breakout, volume berperan sebagai konfirmasi.

  • Jika harga menembus resistance dengan volume tinggi, berarti ada minat beli yang kuat.
  • Sebaliknya, jika harga menembus level penting tetapi volume rendah, kemungkinan besar breakout tersebut hanya sementara dan akan berbalik arah.

Dengan demikian, konfirmasi volume menjadi kunci untuk membedakan antara true breakout dan false breakout.


3. Fungsi RVOL untuk Validasi Breakout

RVOL berfungsi sebagai alat bantu konfirmasi terhadap kekuatan momentum saat breakout terjadi. Beberapa manfaat utama dari penggunaan RVOL antara lain:

a. Mengonfirmasi Breakout yang Valid

Ketika harga menembus level resistance disertai nilai RVOL di atas 2 atau 3, hal ini menandakan lonjakan aktivitas perdagangan. Artinya, banyak trader ikut terlibat dalam pergerakan tersebut, memperkuat peluang bahwa breakout tersebut valid dan berpotensi berlanjut.

b. Mendeteksi False Breakout

Jika harga tampak menembus level penting namun RVOL tetap rendah (misalnya di bawah 1), hal ini menunjukkan kurangnya partisipasi pasar. Biasanya, kondisi ini diikuti oleh pembalikan arah yang cepat — tanda klasik false breakout.

c. Menentukan Timing Entry yang Lebih Akurat

Trader dapat menggunakan RVOL sebagai filter tambahan untuk menentukan waktu masuk (entry). Misalnya, menunggu breakout dikonfirmasi oleh RVOL di atas 2 sebelum mengambil posisi buy dapat meningkatkan probabilitas keberhasilan.

d. Membandingkan Aktivitas Antar Aset

RVOL juga membantu trader membandingkan aktivitas berbagai aset. Dalam pasar kripto misalnya, RVOL bisa digunakan untuk melihat koin mana yang sedang “hidup” dan menarik perhatian pelaku pasar.

Baca Juga: Bagaimana Menggabungkan VWAP dan Fair Value Gap untuk Entry Efisien


4. Cara Menggunakan RVOL di Platform Trading

Hampir semua platform charting populer seperti TradingView, ThinkorSwim, MetaTrader, atau NinjaTrader menyediakan indikator RVOL.

Berikut langkah mudah menggunakannya:

  1. Buka grafik aset yang ingin dianalisis.
  2. Tambahkan indikator Relative Volume (RVOL) dari daftar indikator.
  3. Atur periode rata-rata volume (biasanya 20 hari).
  4. Amati nilai RVOL saat harga mendekati atau menembus area penting.

Sebagai panduan umum:

  • RVOL < 1 → Aktivitas lemah, breakout cenderung palsu.
  • RVOL 1–2 → Aktivitas normal, belum menunjukkan kekuatan besar.
  • RVOL > 2 → Aktivitas tinggi, breakout berpotensi valid.

Dengan membaca nilai RVOL secara konsisten, trader bisa mengidentifikasi kapan pasar benar-benar sedang “bergerak dengan tenaga”.


5. Studi Kasus: Validasi Breakout dengan RVOL

Misalkan pasangan BTC/USDT sedang bergerak mendekati resistance penting di $65.000. Setelah beberapa kali gagal menembus level tersebut, harga akhirnya naik ke $66.500.

Sekilas tampak seperti breakout, tetapi kita perlu memeriksa volume:

  • Rata-rata volume 20 hari terakhir: 15.000 BTC
  • Volume hari ini: 45.000 BTC
  • Maka, RVOL = 45.000 / 15.000 = 3.0

Nilai RVOL sebesar 3.0 menunjukkan peningkatan volume yang signifikan — menandakan breakout tersebut kuat dan kemungkinan besar valid.

Sebaliknya, jika volume hari ini hanya 12.000 BTC (RVOL = 0,8), maka breakout tersebut lemah dan berisiko menjadi false breakout.

Dengan analisis sederhana ini, trader dapat terhindar dari entry yang terlalu cepat atau salah arah.


6. Kombinasi RVOL dengan Indikator Lain

RVOL akan lebih efektif jika digunakan bersama indikator atau alat analisis lainnya. Beberapa kombinasi yang direkomendasikan antara lain:

  • Moving Average (MA) → untuk melihat arah tren jangka menengah.
  • RSI (Relative Strength Index) → untuk mengukur kondisi overbought atau oversold.
  • Candlestick Pattern → untuk membaca sentimen pasar dari bentuk candle.

Contoh kombinasi yang solid:

“Breakout di atas resistance + Candle bullish kuat + RVOL > 2 + RSI di bawah 70”

Kondisi tersebut biasanya menjadi sinyal buy dengan probabilitas tinggi.


7. Tips dan Keterbatasan Penggunaan RVOL

Walaupun RVOL adalah alat yang ampuh, penggunaannya tetap perlu disertai pemahaman konteks pasar. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  1. Gunakan RVOL Bersama Analisis Kontekstual
    RVOL hanya menunjukkan kekuatan volume relatif, bukan arah harga. Tetap analisis tren dan struktur pasar secara keseluruhan.
  2. Perhatikan Jenis Pasar
    Volume pada pasar saham dan kripto lebih mudah diukur dibanding forex. Karena itu, gunakan RVOL dengan pemahaman terhadap karakteristik masing-masing pasar.
  3. Hati-hati terhadap Lonjakan Volume Sesaat
    Kadang volume melonjak sementara akibat berita atau aktivitas pelaku besar (whale). Pastikan ada konfirmasi pada candle berikutnya.
  4. Sesuaikan dengan Timeframe Trading Anda
    Untuk day trading atau scalping, timeframe 5–15 menit bisa digunakan. Namun untuk swing trading, timeframe 1 jam hingga harian lebih akurat.

Baca Juga: Precision Trading Menggunakan ICT Concepts untuk Pasar Kripto


Kesimpulan

Indikator Relative Volume (RVOL) adalah alat sederhana namun sangat powerful dalam membantu trader memvalidasi kekuatan breakout. Dengan membandingkan volume saat ini terhadap volume rata-rata, RVOL memberi gambaran apakah pergerakan harga benar-benar didukung oleh minat pasar yang kuat atau hanya sekadar gerakan sementara.

Dengan mengombinasikan RVOL bersama analisis teknikal lain seperti price action, trendline, dan momentum indicator, trader dapat membuat keputusan entry yang lebih akurat dan mengurangi risiko tertipu oleh false breakout.

Dalam trading, satu hal yang pasti: “Harga bisa menipu, tapi volume tidak pernah berbohong.”
Dan di sinilah RVOL membantu trader membaca “kebenaran” di balik setiap pergerakan pasar.

One Reply to “Menggunakan Relative Volume (RVOL) untuk Validasi Breakout”

Tinggalkan Komentar

Bonus & Hadiah

Penawaran Terbaik

Copyright © 2025 Tradingan.com | Theme by Topoin.com, powered Aopok.com, Sponsor Topbisnisonline.com - Piool.com - Iklans.com.