COMPANY REVIEW : PT. UNILEVER INDONESIA Tbk



            Kondisi Saham PT.
Unilever Indonesia Tbk saat pandemi COVID – 19


Profil Unilever 
Aqua, Lifeboy,
Pepsodent, Sunlight, Sunslik, ketika kita menyebutkan brand-brand tersebut yang
ada dipikiran kita adalah Unilever. Unilever adalah sebuah Perusahaan yang
bergerak pada bidang manufaktur, dan sekarang Unilever menjadi salah satu
perusahaan manufaktur terbesar di Indonesia.

Unilever Indonesia
pertama kali didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama “Lever’s Zeepfabrieken
N.V.” yang bertempat di daerah Angke, Jakarta Utara berdasarkan akta No. 23
dari Mr. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh
Jenderal Geoual van Nederlandsch-Indie berdasarkan surat No. 14 pada 16
Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada 22
Desember 1933 dan diterbitkan dalam Javasche Courant pada 9 Januari 1934.
Tambahan No. 3.

Pada 22 Juli 1980, perusahaan berganti
nama menjadi “PT Unilever Indonesia” dengan akta No. 171 dari notaris Ny.
Kartini Muljadi SH. Perubahan nama pun kembali terjadi pada 30 Juni 1997
menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk” dengan akta No. 92 notaris publik Bp.
Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan surat
keputusan No.C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan
dalam Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998, Tambahan No. 39.
Pada 22 November 2000,
Unilever Indonesia mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk
mendirikan perusahaan baru yaitu PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di
bidang manufaktur, pengembangan, pemasaran dan penjualan dari kecap, saus cabai
dan saus lainnya di bawah Bango dan merek lain di bawah lisensi perusahaan
untuk PT AL.

Berselang dua tahun, tepatnya pada tanggal
3 Juli 2002, Unilever Indonesia kembali mengadakan perjanjian dengan Texchem
Resources Berhad untuk mendirikan perusahaan baru yaitu PT Technopia Lever yang
bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan merek
dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad
menandatangani perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd,
di mana Texchem Resources Berhad setuju untuk menjual semua sahamnya di PT
Technopia Lever ke Technopia Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar
Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, Unilever Indonesia menerima
persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr
Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait).
Akuisisi ini efektif berjalan pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli
saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21
Januari 2004.

Pada 30 Juli 2004,
Unilever Indonesia bergabung dengan PT KI. Merger dicatat dengan menggunakan
metode yang mirip dengan metode penyatuan kepemilikan. Perusahaan adalah
perusahaan yang bertahan dan setelah merger PT KI tidak lagi ada sebagai badan
hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam surat No. 740 / III / PMA / 2004 tanggal
9 Juli 2004.
Pada 2007, perusahaan
menandatangani perjanjian bersyarat untuk membeli merek “Buavita” dan
“Gogo” minuman Vitality berbasis buah dari Ultra. Transaksi selesai
pada Januari 2008.


SWOT Unilever

Strength

  1. Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang
    berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap jajaran
  2. PT Unilever menjalankan  program Corporate Social Responsibility
    (CSR) yang luas. Program tersebut yaitu: Cuci tangan dengan sabun (Lifeboy), 
    Mengedukasi masyarakat tantang kesehatan gigi
    (Pepsodent),
    Program melestarikan makanan tradisional
    (Bango), Gerakan Masjid bersih, Program – program tersebut tentunya akan mendapat respon yang positif bagi
    pelanggan.
  3. PT Unilever sudah memiliki jaringan
    distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-  daerah dapat
    terlayani. 
  4. PT Unilever sudah memiliki jaringan
    distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-  daerah dapat
    terlayani.
  5. Pemimpin pasar consumer goods di
    Indonesia.
    Weaknesses

    1. Rendahnya respon pasar terhadap
      produk-produk tertentu
    2. Birokrasi
      yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia
      tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu.
    3. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa
      tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya
      koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal
      sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan
      yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari
      dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini
      produk yang biasanya sangat berorientasi komersial.
    4. Jumlah karyawan yang tambun.
    5. Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah.
      Opportunities
      1. Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti
        Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua
      2. Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks
        kepuasan konsumen
      3. Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi
        kosmetik yang baik
      4. Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk
        consumer goods
      5. Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1.

        Threats

        1. Tidak
          stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
        2. Melemahnya
          daya beli konsumen
        3. Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk
          tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri
        4. Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever.
        5. Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari luar negeri.

          Tinjauan Ekonomi Makro
                   Tahun 2020,
          seperti yang diketahui bahwa pada tahun ini dunia sedang dihadapi dengan
          musibah COVID-19 yang tidak hanya membahayakan bagi keidupan masyarakat secara
          keseluruhan namun juga berbahaya bagi perekonomian global saat ini. Adanya
          COVID-19 menyembabkan adanya perlambatan bagi perekonomian global
          pada tahun 2020. Kerugian ekonomi global akibat
          wabah virus corona setara dengan gabungan ekonomi Jerman dan Jepang atau
          senilai USD 9 triliun. Tekanan ekonomi yang dialami berbagai kawasan pusat
          ekonomi dunia merupakan yang terbesar sejak
          global
          financial crisis
          . Bahkan, negara adidaya yaitu Amerika Serikat (AS) yang
          mengklaim angka pengangguran bertambah hingga 26 juta jiwa hanya dalam kurun
          waktu lima minggu terakhir. Selain itu, kinerja sektor retail juga anjlok -6,2
          persen atau terendah sejak tahun 2009. Hal serupa juga dialami Eropa, seperti
          Jerman yang merupakan negara ekonomi utama di benua biru mengalami pertumbuhan
          ekonomi terendah dikuartal pertama tahun ini seperti yang dilaporkan
          Bussiness Confidence. Pun, Inggris
          dibuat tak berkutik setelah sektor retail karena mengalami kerugian hingga -5,8
          persen atau rekor terburuk di negeri kekuasaan ratu Elizabeth.
                 Gubernur Bank
          Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
          sepanjang 2020 lebih rendah dari 2,3
          persen. Hal tersebut disebabkan karena realisasi pertumbuhan ekonomi RI pada
          kuartal I 2020 jauh lebih rendah dari perkiraan, yakni di kisaran 2,97 persen.
          Sementara di tahun sebelumnya di level 4,97 persen (yoy), saat puncaknya PSBB
          yang terjadi pada April sampai pertengahan Juni. Terdapat wilayah PSBB kurang
          lebih 70 persen dari wilayah ekonomi Indonesia. Kalau kuartal I (pertumbuhan)
          2,97 persen, kemungkinan besar pada tahun 2020 akan lebih rendah dari 2,3
          persen. Namun jika tahun 2020 rendah, maka kemungkinan baiknya bahwa ditahun
          2021 akan lebih tinggi. Begitupula dengan Pemerintah yang menyebutkan bahwa
          pertumbuhan ekonomi terus menurun. Bahkan sudah menuju ke arah negatif pada
          kuartal II/2020 karena penurunan kegiatan ekonomi selama Pembatasan Skala
          Berskala Besar (PSBB) karena wabah corona atau Covid-19. Kegiatan ekonomi dan
          penjualan barang di semua sektor menurun dengan laju yang berbeda-beda sampai
          dengan pekan terakhir Mei 2020. Perlambatan permintaan dunia, terganggunya
          rantai penawaran global, serta rendahnya harga komoditas membuat anjloknya
          volume perdagangan dunia. Akibat penurunan pertumbuhan ekonomi membuat angka
          kemiskinan dalam skenario berat bertambah 1,89 juta orang, sedangkan skenario
          sangat berat melonjak 4,86 juta orang. Adapun angka pengangguran pada skenario
          berat diramalkan mencapai 2,92 juta orang, sedangkan skenario sangat berat naik
          sebesar 5,23 juta orang. Ekskalasi Covid-19 dan perlambatan ekonomi yan tajam
          harus dimitigasi dampaknya pada kesejahteraan masyarakat melalui kebijakan
          exstraordinary.
             Analisis
            Teknikal
            Data per 12 Juni 2020

            Candle
            ditutup di atas EMA5,10 dan membentuk pola long white marubozu yang merupakan
            sinyal bullish continuation, stochastic oversold dan MACD histrogram
            convergence negatif. Target kenaikan harga pada level 8.475 kemudian 8.605
            dengan support di Level 7.975, cut loss jika break 7.750


            Analisis Keuangan

                     Rata – rata PER Saham UNVR dalam 10
            tahun terakhir adalah 39,13. 
            PER tertinggi pada tahun 2017, yakni
            60,89. 
            Dari sisi pertumbuhan laba, UNVR dalam
            rentang tahun 2009 hingga tahun 2018 berhasil tumbuh secara rata-rata tahunan
            sebesar 14,55%. 
            Proyeksi harga saham apabila dengan PER
            mengikuti rata-rata serta pertumbuhan EPS mencapai 14,53% per tahunnya adalah
            sebagai berikut :



            Laporan Keuangan Saham UNVR
                   Pertumbuhan laba
            Unilever Indonesia dalam rentang tahun 2009 hingga 2018 terbilang cukup stabil.
            Tahun 2018 lalu merupakan tahun dimana perusahaan mengalami kenaikan laba
            paling besar, yakni 30,05%.Sedangkan untuk pertumbuhan laba paling kecil ada
            pada tahun 2015 yang hanya mencapai 1,97%.Dilihat dari rasio PER secara
            rata-rata dalam rentang tahun 2008 hingga tahun 2018 maka diperoleh angka
            39,13. Tujuan merata-ratakan ini adalah untuk mengetahui berapa kisaran PER
            yang wajar untuk saham UNVR dalam 10 tahun terakhir.

            Pertumbuhan EPS dari tahun ke tahun
            secara rata-rata adalah sebesar 14,53%.



            Review Laporan
            keuangan UNVR kuartal I/2020 

                     Menurut
            laporan keuangan UNVR kuartal I/2020  itu
            tercatat membukukan laba sebesar Rp1,86 triliun, tumbuh 6,53 persen terhadap
            perolehan laba pada kuartal I/2019 sebanyak Rp1,74 triliun. Dengan demikian,
            laba per saham perseroan juga terkerek dari level Rp46 menjadi Rp49.

                     Perolehan
            laba bersih ini ditopang oleh peningkatan pendapatan sebesar 4,58 persen secara
            year on year (yoy) menjadi Rp11,15 triliun. Peningkatan pendapatan ini
            terjadi baik pada penjualan domestik maupun penjualan ekspor.
                Dari
            sisi domestik, total penjualan tercatat mencapai Rp10,63 triliun, naik 4,37
            persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan
            bersih di pasar luar negeri mendatangkan pendapatan sebesar Rp521,69 miliar,
            naik 9,04 persen.
                    Pertumbuhan
            pendapatan diiringi dengan penurunan beban pokok. Perseroan berhasil menekan
            beban pokok menjadi Rp5,3 triliun, atau turun 0,99 persen. Hal ini membuat
            perolehan laba kotor perseroan meningkat 10,21 persen menjadi Rp5,84 triliun.

                    Meski
            begitu, sejumlah pos beban operasional dan non operasional tercatat mengalami
            kenaikan. Contohnya, beban penjualan meningkat 16,97 persen menjadi Rp2,34
            triliun. Sementara itu, beban umum dan administrasi meningkat 18,26 persen ke
            angka Rp1,15 triliun. Beban keuangan juga meningkat 47,44 persen menjadi
            Rp51,97 triliun, Hal ini membuat pertumbuhan laba bersih tercatat lebih rendah,
            yakni hanya 6,53 persen ke level Rp1,86 triliun. Sementara itu, earning
            before interest, tax, depreciation, and amortization
            (EBITDA) naik 2,82
            persen menjadi Rp2,69 triliun. Dari sisi aset, perseroan mengalami kenaikan
            sebesar 4,33 persen menjadi Rp21,43 triliun.

                 Hal
            ini ditopang oleh kenaikan ekuitas sesar 36,68 persen yang diiringi dengan
            penurunan liabilitas 6,79 persen menjadi Rp14,32 triliun. Perseroan juga
            tercatat masih mampu menjaga arus kas operasinya tetap positif. Meski begitu,
            arus kas hasil operasi turun 46,46 persen menjadi Rp955,93 miliar. Arus kas
            investasi juga turun 25,80 persen menjadi Rp214,08 miliar. Hanya arus kas untuk
            aktivitas pendanaan yang meningkat 85,27 persen menjadi  minus Rp902,43
            triliun. Hal ini membuat posisi kas perseroan pada akhir periode kuartal I/2020
            turun 63,80 persen menjadi Rp491,91 miliar.



            Kesimpulan

            PT Unilever merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi barang
            guna memenuhi kebutuhan konsumen serta beroprasi sesuai dengan visi dan misi
            yang akan meningkatkan target pertumbuhan dengan memberikan imbalan diatas
            rata-rata karyawan dan pemegang saham. Jika dilihat dari analisisnya saham PT Unilever merupakan salah satu
            saham blue chip, karena pertumbuhan laba pada perusahaan ini dapat dikatakan
            cukup stabil, walaupun kadang mengalami penurunan, namun tidak terus anjlok,
            karena nantinya saham tersebut akan kembali membaik.

            One Reply to “COMPANY REVIEW : PT. UNILEVER INDONESIA Tbk”

            Tinggalkan Komentar

            Bonus & Hadiah

            Penawaran Terbaik

            Copyright © 2025 Tradingan.com | Theme by Topoin.com, powered Aopok.com, Sponsor Topbisnisonline.com - Piool.com - Iklans.com.