Session Liquidity Model: Strategi Entry Trading Menggunakan Likuiditas per Sesi (Asia–London–New York)


#Tradingan – #Session Liquidity Model: #Strategi Entry Trading Menggunakan #Likuiditas per Sesi (#Asia#London#New York) – Dalam aktivitas #trading, banyak trader terlalu fokus pada indikator #teknikal atau pola #candlestick tanpa memahami satu faktor krusial: waktu dan likuiditas pasar. Padahal, pergerakan harga yang signifikan hampir selalu terjadi ketika likuiditas tinggi dan pelaku besar masuk ke #pasar. Inilah dasar dari Session Liquidity Model, sebuah pendekatan trading yang memanfaatkan karakteristik likuiditas pada setiap sesi perdagangan global.

Baca Juga: Dynamic TP Model: Menggeser Target Profit Berdasarkan Volume dan Struktur Pasar

Session Liquidity Model bukan sekadar strategi entry, melainkan kerangka berpikir untuk memahami bagaimana pasar bergerak dari sesi Asia, London, hingga New York. Model ini banyak digunakan dalam pendekatan Smart Money Concept (SMC) karena selaras dengan cara institusi besar mengeksekusi order mereka.

Session Liquidity Model: Strategi Entry Trading Menggunakan Likuiditas per Sesi (Asia–London–New York)

Pengertian Likuiditas dalam Trading

Likuiditas dalam trading mengacu pada jumlah order beli dan jual yang tersedia di pasar. Semakin tinggi likuiditas, semakin mudah harga bergerak dengan spread yang lebih kecil dan eksekusi yang lebih stabil. Bagi trader ritel, likuiditas sering kali dianggap sebagai hal teknis, padahal bagi institusi besar, likuiditas adalah target utama.

Bank dan institusi tidak masuk pasar untuk “menebak arah”, melainkan untuk:

  • Mengambil stop loss trader ritel
  • Mengisi posisi besar secara bertahap
  • Menggerakkan harga menuju area tujuan tertentu

Karena itulah, harga sering bergerak secara tidak intuitif sebelum akhirnya mengikuti arah yang jelas.


Pembagian Sesi Trading Global dan Karakteristiknya

Pasar forex dan derivatif berjalan hampir 24 jam, tetapi likuiditas tidak tersebar merata. Secara umum, pasar dibagi menjadi tiga sesi utama.


1. Sesi Asia (Tokyo Session)

Waktu: sekitar 06.00 – 14.00 WIB

Karakteristik utama:

  • Likuiditas relatif rendah hingga menengah
  • Pergerakan harga cenderung sempit
  • Banyak terjadi konsolidasi dan ranging

Sesi Asia sering kali dianggap “membosankan”, tetapi justru di sinilah fondasi pergerakan harian dibentuk. Harga biasanya bergerak dalam range sempit dan membentuk batas atas (Asia High) serta batas bawah (Asia Low).

👉 Fungsi utama sesi Asia:

  • Mengumpulkan likuiditas awal
  • Membentuk area stop loss trader ritel
  • Menjadi referensi utama untuk sesi London dan New York

Trader yang entry agresif di sesi Asia tanpa konteks sering kali terjebak karena harga belum menunjukkan niat sebenarnya.


2. Sesi London

Waktu: sekitar 14.00 – 22.00 WIB

Karakteristik utama:

  • Lonjakan likuiditas yang signifikan
  • Volatilitas tinggi
  • Banyak false breakout

Sesi London adalah sesi paling aktif dalam satu hari trading. Ketika pasar London buka, institusi Eropa mulai masuk dan mengincar likuiditas yang terbentuk di sesi Asia.

Pola yang sering terjadi:

  • Harga menembus Asia High atau Asia Low
  • Stop loss trader ritel tersapu
  • Harga berbalik arah dengan cepat

Inilah yang disebut liquidity sweep atau stop hunt. Breakout di sesi London sering kali bukan awal tren, melainkan bagian dari manipulasi harga.


3. Sesi New York (NY Session)

Waktu: sekitar 19.00 – 03.00 WIB

Karakteristik utama:

  • Likuiditas sangat tinggi (overlap London–NY)
  • Pergerakan impulsif
  • Konfirmasi atau pembalikan arah

Sesi New York sering menjadi penentu arah akhir harian. Jika London berfungsi sebagai fase manipulasi, maka New York berfungsi sebagai fase ekspansi harga.

Di sesi inilah target likuiditas utama seperti:

  • Previous Day High / Low
  • Equal High / Equal Low
  • Range harian sebelumnya

sering kali tercapai.

Baca Juga: Trend Reassessment Strategy: Cara Menentukan Perubahan Trend Secara Akurat

Konsep Dasar Session Liquidity Model

Session Liquidity Model bekerja berdasarkan tiga fase utama:

  1. Accumulation (Asia Session)
    Harga bergerak dalam range untuk mengumpulkan order.
  2. Manipulation (London Session)
    Harga menyapu likuiditas di atas atau bawah range Asia.
  3. Expansion (New York Session)
    Harga bergerak impulsif menuju target likuiditas berikutnya.

Model ini membantu trader memahami mengapa harga naik atau turun, bukan hanya melihat hasil akhirnya.


Strategi Entry Menggunakan Session Liquidity Model

Langkah 1: Menentukan Range Asia

Setelah sesi Asia selesai:

  • Tandai Asia High
  • Tandai Asia Low

Area ini menjadi zona likuiditas kunci.


Langkah 2: Menunggu Sweep Likuiditas di Sesi London

Pada sesi London:

  • Hindari entry sebelum harga menyentuh Asia High atau Low
  • Tunggu konfirmasi bahwa likuiditas telah diambil

Sweep likuiditas biasanya ditandai dengan:

  • Wick panjang
  • Break cepat lalu kembali ke dalam range
  • Rejection kuat

Langkah 3: Konfirmasi Struktur Harga

Setelah sweep, tunggu tanda-tanda perubahan arah, seperti:

  • Break struktur minor
  • Change of Character (CHoCH)
  • Pola engulfing atau rejection kuat

Ini adalah sinyal bahwa institusi mulai menggerakkan harga ke arah tujuan sebenarnya.


Langkah 4: Entry Presisi dan Manajemen Risiko

Entry ideal dilakukan:

  • Pada retracement setelah konfirmasi
  • Dengan stop loss di atas/bawah area sweep

Target profit dapat diarahkan ke:

  • Asia Low / Asia High
  • Previous Day High / Low
  • Area imbalance atau Fair Value Gap

Risk–reward minimal yang disarankan adalah 1:2 agar strategi tetap konsisten dalam jangka panjang.


Kelebihan Session Liquidity Model

  • Membantu trader fokus pada waktu terbaik untuk trading
  • Mengurangi entry acak dan overtrading
  • Selaras dengan perilaku institusi besar
  • Cocok untuk intraday dan scalping

Model ini mengajarkan bahwa pasar bergerak berdasarkan kebutuhan likuiditas, bukan emosi.


Kesalahan Umum yang Harus Dihindari

  • Trading di luar jam likuiditas utama
  • Menganggap semua breakout sebagai sinyal valid
  • Entry terlalu cepat tanpa konfirmasi
  • Tidak memahami konteks sesi sebelumnya

Kesalahan-kesalahan ini sering membuat trader merasa “analisisnya benar tetapi hasilnya salah”.

Baca Juga: Advanced Range Trading: Trading Antara Liquidity High dan Liquidity Low

Penutup

Session Liquidity Model memberikan perspektif yang lebih realistis tentang cara kerja pasar. Dengan memahami peran sesi Asia sebagai akumulasi, London sebagai manipulasi, dan New York sebagai ekspansi, trader dapat menyusun entry yang lebih presisi dan terukur.

Strategi ini tidak menjanjikan kemenangan instan, tetapi meningkatkan probabilitas dengan memahami siapa yang menggerakkan pasar dan kapan mereka melakukannya. Dalam trading, timing adalah segalanya, dan Session Liquidity Model membantu Anda menguasai aspek tersebut.

One Reply to “Session Liquidity Model: Strategi Entry Trading Menggunakan Likuiditas per Sesi (Asia–London–New York)”

Tinggalkan Komentar

Bonus & Hadiah

Penawaran Terbaik

Copyright © 2025 Tradingan.com | Theme by Topoin.com, powered Aopok.com, Sponsor Topbisnisonline.com - Piool.com - Iklans.com.