Tradingan – #Dunia #startup dan #venture #capital #berada di #ambang #transformasi #radikal. Brian Armstrong, CEO Coinbase, salah satu bursa cryptocurrency terbesar di dunia, telah mengumumkan visi yang berani di mana seluruh perjalanan sebuah startup—dari pendirian hingga go public—akan berlangsung di atas blockchain.
Dalam penampilannya di podcast TBPN, Armstrong merinci sebuah paradigma baru yang disebut “onchain lifecycle,” sebuah ekosistem terdesentralisasi yang dapat membuat proses pembentukan dan pendanaan perusahaan menjadi lebih cepat, lebih adil, dan lebih efisien secara global.

Baca juga: Kyrgyzstan Melangkah ke Masa Depan: Luncurkan Stablecoin KGST dan Percepat Rencana Digital Som CBDC
Apa Itu “Onchain Lifecycle”?
Visi Armstrong sederhana namun revolusioner: bayangkan seorang founder dapat mendirikan perusahaannya (incorporate), menggalang dana seed round, menerima modal secara instan, menghasilkan pendapatan, dan akhirnya melantai di bursa saham—semuanya tanpa melalui proses birokrasi tradisional yang rumit, dan semuanya tercatat di blockchain.
“Kamu bisa membayangkan seluruh siklus hidup ini datang ke onchain,” ujarnya. Dia yakin pergeseran ini berpotensi untuk “meningkatkan jumlah perusahaan yang menggalang modal dan memulai bisnis di seluruh dunia.”
Rincian Visi Onchain dari A sampai Z
Berikut adalah tahap-tahap yang dibayangkan Armstrong akan sepenuhnya bermigrasi ke blockchain:
- Pendirian Perusahaan (Incorporation): Founder masa depan dapat mendirikan entitas hukumnya secara digital di blockchain, dengan proses yang jauh lebih cepat dan mungkin lebih murah dibandingkan metode konvensional.
- Penggalangan Dana Awal (Seed Funding): Alih-alih bernegosiasi melalui puluhan email dan pertemuan dengan venture capital (VC), startup dapat meluncurkan putaran pendanaannya melalui smart contract onchain. Investor dari seluruh dunia dapat berpartisipasi dengan mudah.
- Pencairan Modal Instan: Dana tidak lagi terjebak selama berhari-hari dalam proses transfer bank antar negara. Setelah putaran pendanaan selesai, modal dapat dicairkan secara instan ke dompet digital startup dalam bentuk stablecoin seperti USDC (USD Coin).
- Operasional dan Pendapatan: Perusahaan dapat langsung beroperasi: menerima pembayaran dalam cryptocurrency dari pelanggan global, mengelola treasury, dan bahkan mengakses produk finansial seperti pinjaman (DeFi) dengan aset kripto sebagai jaminan.
- Go Public via Tokenized Equity: Tahap akhir yang biasanya dilakukan melalui Initial Public Offering (IPO) yang mahal dan panjang, dapat digantikan dengan menerbitkan tokenized equity. Artinya, kepemilikan saham perusahaan diwakili oleh token digital yang dapat diperdagangkan 24/7 di pasar global, memberikan likuiditas yang lebih besar bagi founder dan investor awal.
Mengapa Fundraising Onchain Diperlukan?
Armstrong mengkritik proses penggalangan dana tradisional yang saat ini dinilainya “cukup memberatkan.” Prosesnya lambat, tidak transparan, dan seringkali terbatas pada jaringan investor tertentu saja.
Baca juga: Analisis Mendalam Pasar Kripto: SHIB Terjebak Ketakutan, Tim Beri Pesan Motivasi
Fundraising onchain menjanjikan:
- Efisiensi: Smart contract mengotomasi proses, mengurangi kebutuhan akan administrasi yang manual.
- Keadilan: Akses yang lebih terbuka bagi investor dari berbagai belahan dunia dan latar belakang.
- Transparansi: Setiap transaksi tercatat di blockchain, memberikan kejelasan tentang aliran dana dan kepemilikan.
Peran Kunci Coinbase dan Akuisisi Echo
Untuk mewujudkan visi ini, Coinbase tidak hanya berencana, tetapi juga bertindak. Baru-baru ini, mereka mengakuisisi platform fundraising, Echo. Platform ini bukanlah pemain kecil; Echo telah membantu lebih dari 200 proyek mengumpulkan dana lebih dari $200 juta.
Rencananya, Echo akan tetap beroperasi secara independen untuk sementara, namun akan terintegrasi secara bertahap dengan ekosistem Coinbase yang masif. Integrasi ini akan memberikan akses yang sangat berharga bagi para founder, yaitu:
- Aset Kustodian senilai setengah triliun dolar yang diamanatkan oleh Coinbase.
- Basis investor global yang sudah menjadi pengguna Coinbase.
“Jika kita bisa menghadirkan builder-builder hebat yang ingin menggalang dana dan menghubungkan mereka dengan investor yang memiliki uang, kami adalah platform yang sempurna untuk membantu mempercepat ini,” tegas Armstrong.
Tantangan Regulasi dan Masa Depan untuk Investor Ritel
Jalan menuju masa depan onchain ini tidak tanpa hambatan. Tantangan terbesar adalah regulasi. Armstrong mengakui bahwa Coinbase sedang aktif bekerja sama dengan regulator di AS, termasuk SEC, untuk memungkinkan akses yang lebih luas ke fundraising onchain.
Salah satu poin kritiknya adalah aturan “accredited investor” yang berlaku saat ini. Aturan ini membatasi partisipasi dalam investasi startup early-stage hanya kepada individu dengan kekayaan atau pendapatan di atas ambang batas tertentu.
“Dalam banyak hal, aturan accredited investor ini agak tidak adil,” katanya. “Kami berharap dapat menemukan keseimbangan yang tepat antara perlindungan konsumen dan juga membuat ini tersedia untuk investor ritel.”
Ini menunjukkan komitmen Armstrong untuk tidak hanya mendemokratisasi akses modal bagi startup, tetapi juga bagi investor kecil untuk dapat berpartisipasi dalam peluang pertumbuhan awal perusahaan.
Dukungan dari Wall Street: Analisis JPMorgan yang Optimistis
Visi Armstrong ini bukan hanya dianggap sebagai angan-angan. Baru-baru ini, raksasa keuangan JPMorgan Chase meningkatkan peringkat saham Coinbase dari “Neutral” menjadi “Overweight” (setara dengan “Beli”), dengan menyoroti potensi pertumbuhan besar dari dua hal:
Analis JPMorgan percaya bahwa Coinbase sedang “memeluk” Base-nya untuk menangkap lebih banyak nilai dari ekspansi platform. Mereka bahkan membuat estimasi yang mencengangkan: peluncuran potensial token Base suatu hari nanti dapat menciptakan peluang pasar sebesar $12 miliar hingga $34 miliar. Dari angka tersebut, bagian Coinbase diperkirakan bernilai antara $4 miliar hingga $12 miliar.
Estimasi ini memberikan kredibilitas tambahan pada strategi jangka panjang Coinbase dan visi onchain yang digaungkan oleh Armstrong.
Kesimpulan: Sebuah Revolusi yang Sedang Berlangsung
Visi Brian Armstrong tentang “onchain lifecycle” lebih dari sekadar ide; ini adalah peta jalan strategis untuk masa depan Coinbase dan mungkin juga untuk masa depan kewirausahaan global. Dengan menggabungkan kekuatan blockchain, stablecoin, dan platform yang ramah pengguna, visi ini berjanji untuk:
- Mendemokratisasi akses modal bagi startup di mana pun.
- Menyederhanakan proses hukum dan keuangan yang rumit.
- Memberikan likuiditas yang lebih cepat bagi founder dan investor awal.
Baca juga: Tekanan Jual Bitcoin dari Whale Kuno Mencapai $627 Juta, Apakah Target $100.000 Akan Tertunda?
Meskipun tantangan regulasi masih menjadi rintangan signifikan, dukungan dari institusi seperti JPMorgan dan langkah strategis seperti akuisisi Echo menunjukkan bahwa momentum sedang berjalan. Jika berhasil, dunia mungkin akan segera menyaksikan lahirnya “generasi unicorn onchain” berikutnya, yang dibesarkan bukan di Lembah Silikon tradisional, tetapi di atas jaringan blockchain yang terbuka dan tanpa batas.




[…] Baca Juga: Masa Depan Startup: Visi Coinbase CEO untuk Membawa Seluruh Siklus Perusahaan ke Blockchain […]
[…] Baca Juga: Masa Depan Startup: Visi Coinbase CEO untuk Membawa Seluruh Siklus Perusahaan ke Blockchain […]