#Tradingan – #Analisis Model Revenue Protokol #DeFi: Sumber Pendapatan & Implikasi terhadap #Sustainability – #Desentralized Finance (DeFi) telah merevolusi dunia keuangan dengan menghilangkan perantara tradisional, memungkinkan pengguna untuk meminjam, meminjamkan, menukar aset, dan mendapatkan imbal hasil langsung melalui smart contract. Namun, seperti halnya #bisnis tradisional, #protokol DeFi membutuhkan sumber pendapatan agar dapat bertahan, membiayai pengembangan, dan memberi insentif kepada komunitas. Artikel ini membahas model revenue utama dalam DeFi, bagaimana mereka bekerja, dan implikasinya terhadap keberlanjutan protokol.
Baca Juga: Panduan Teknik Wyckoff untuk Traders: Cumulative Volume, Phase Breakout, dan Redistribusi

1. Model Revenue Utama dalam Protokol DeFi
Protokol DeFi umumnya mengandalkan beberapa sumber pendapatan yang terdesentralisasi dan terotomatisasi, antara lain:
a. Trading Fees (Biaya Perdagangan)
- Contoh: Uniswap, SushiSwap, PancakeSwap.
- Cara kerja: Setiap kali pengguna melakukan swap token di AMM (Automated Market Maker), mereka membayar biaya transaksi (umumnya 0,05% – 0,3% dari volume perdagangan).
- Distribusi:
- Sebagian untuk liquidity provider (LP).
- Sebagian untuk treasury protokol atau token holders (melalui mekanisme buyback & burn atau staking reward).
- Implikasi: Trading fees tinggi dapat menarik LP, tetapi bisa mengurangi daya saing jika pengguna memilih protokol dengan biaya lebih rendah.
b. Lending & Borrowing Interest Spread
- Contoh: Aave, Compound.
- Cara kerja: Protokol memfasilitasi pinjam-meminjam, dan memperoleh margin dari selisih suku bunga pinjaman dan bunga simpanan.
- Distribusi: Pendapatan masuk ke treasury atau digunakan untuk memberi insentif bagi pemasok likuiditas.
- Implikasi: Stabilitas pendapatan bergantung pada permintaan pinjaman dan volatilitas pasar.
c. Liquidation Fees
- Contoh: MakerDAO, Aave.
- Cara kerja: Saat nilai agunan (collateral) turun di bawah ambang batas, protokol mengeksekusi likuidasi dan membebankan biaya kepada posisi yang dilikuidasi.
- Distribusi: Biaya ini menjadi sumber pendapatan protokol dan kompensasi bagi likuidator.
- Implikasi: Pendapatan ini fluktuatif karena bergantung pada volatilitas pasar dan tingkat risiko peminjam.
d. Yield dari Treasury Management
- Contoh: Lido, Frax Finance.
- Cara kerja: Protokol mengelola aset treasury (misalnya ETH, stablecoin) dan menempatkannya pada strategi yield farming atau staking.
- Implikasi: Potensi pendapatan tinggi, tetapi ada risiko likuiditas dan kerugian permanen jika strategi tidak tepat.
e. Tokenomics & Seigniorage
- Contoh: Curve, Terra (sebelum runtuhnya UST).
- Cara kerja: Pencetakan token baru (inflasi) untuk memberi insentif kepada pengguna dan LP.
- Implikasi: Bisa menarik pengguna awal, tetapi jika tidak diimbangi dengan pendapatan riil, nilai token bisa tergerus.
Baca Juga: Strategi Price Action + Volume Spread Analysis (VSA) untuk Berita Volatilitas Tinggi di Kripto
2. Faktor yang Mempengaruhi Sustainability
Tidak semua protokol mampu bertahan lama. Faktor-faktor kunci keberlanjutan meliputi:
a. Keseimbangan Insentif
Pendapatan harus cukup untuk membayar biaya operasional, memberi insentif kepada pengguna, dan membiayai pengembangan tanpa mengandalkan inflasi token berlebihan.
b. Diversifikasi Sumber Revenue
Protokol yang hanya mengandalkan satu jenis pendapatan (misalnya trading fees) lebih rentan terhadap penurunan volume atau migrasi pengguna ke pesaing.
c. Manajemen Treasury
Pengelolaan dana yang bijak dapat memperpanjang umur protokol, terutama saat kondisi pasar bearish.
d. Transparansi & Tata Kelola
Penggunaan mekanisme DAO yang transparan membantu membangun kepercayaan, sehingga komunitas mau berpartisipasi aktif.
3. Studi Kasus
Uniswap
- Sumber utama: Trading fees 0,05–1%.
- Kekuatan: Likuiditas besar, reputasi tinggi, minim insentif inflasi token.
- Sustainability: Tinggi, meski belum semua fees masuk ke treasury.
MakerDAO
- Sumber utama: Stability fees & liquidation fees.
- Kekuatan: Model pendapatan berbasis risiko kredit.
- Sustainability: Tinggi, tetapi bergantung pada permintaan DAI dan kondisi pasar.
Lido
- Sumber utama: Fee dari staking ETH (sekitar 10% dari rewards staker).
- Kekuatan: Dominasi pasar liquid staking.
- Sustainability: Relatif stabil karena berbasis ETH staking yield.
Baca Juga: Fixed Fractional vs Kelly: Mana yang Lebih Optimal?
Kesimpulan
Model revenue dalam protokol DeFi sangat bervariasi, mulai dari trading fees, interest spread, liquidation fees, hingga yield treasury. Keberlanjutan protokol bergantung pada diversifikasi pendapatan, pengelolaan treasury, dan keseimbangan insentif. Protokol yang mampu mengandalkan pendapatan organik daripada inflasi token cenderung lebih tahan lama di tengah persaingan ketat dan siklus pasar kripto yang penuh volatilitas.




[…] Baca Juga: Analisis Model Revenue Protokol DeFi: Sumber Pendapatan & Implikasi terhadap Sustainability […]