#Tradingan – #Berita Kripto – #Meningkatnya #perdagangan #kripto akhir akhir ini dan beberapa faktor lainnya membuat #Harga crypto melonjak tajam dalam beberapa hari terakhir dipimpin oleh harga Bitcoin (BTC) yang mencapai all time high (ATH) dua hari berturut-turut.
Namun sejumlah analis memperingatkan bahwa reli ini bersifat semu dan berpotensi berbalik arah dalam waktu dekat.
Lonjakan yang terjadi disebut didorong oleh likuidasi besar-besaran pada posisi short, bukan karena penguatan fundamental.
Baca juga: Charles Hoskinson: Bitcoin Bisa Sentuh $250 Ribu, Tinggal Tunggu Dua RUU Ini!
Reli Crypto Didominasi Likuidasi Short
Melansir dari BitcoinHaber, banyak posisi short dipaksa dilikuidasi setelah harga crypto bergerak naik tajam secara tiba-tiba.
Proses likuidasi ini menciptakan tekanan beli besar-besaran yang mendorong harga naik, meski tidak dibarengi dengan sentimen positif dari sisi makro maupun fundamental proyek.
Data dari Coinglass menunjukkan likuidasi short mencapai miliaran dolar dalam waktu singkat. Namun sejumlah analis menilai angka sebenarnya bisa jauh lebih besar karena masih banyak transaksi derivatif di DeFi dan exchange yang belum tercatat secara akurat.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa reli harga saat ini hanyalah efek teknikal yang bisa sewaktu-waktu hilang.
Analis: Reli Bisa Berbalik Tajam
Para analis memperingatkan bahwa reli berbasis short squeeze seperti ini cenderung rapuh dan mudah dibalikkan, terutama ketika tekanan beli mulai mereda.
Ketika likuidasi selesai dan aksi ambil untung terjadi, pasar bisa dengan cepat kehilangan momentumnya.
Beberapa pelaku pasar bahkan mengantisipasi potensi koreksi dalam waktu dekat. Mereka menyebut skenario pembalikan harga bisa terjadi dalam hitungan hari jika tidak ada dukungan baru yang masuk.
Baca juga: Tiket Pesawat Maskapai Penerbangan Emirates Bisa Dibayar Pakai Crypto
Faktor Eksternal Picu Risiko Tambahan
Di luar aspek teknikal, tekanan eksternal juga menjadi sorotan utama. Presiden Amerika Serikat Donald Trump diketahui menunda pengumuman tarif terhadap Uni Eropa.
Jika negosiasi tidak berjalan mulus, potensi konflik perdagangan dapat memicu gejolak di pasar keuangan, termasuk crypto.
Sementara itu, keputusan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) juga menjadi faktor krusial. Evaluasi ekonomi yang dijadwalkan pada pertengahan Juli 2025 akan sangat memengaruhi arah kebijakan moneter.
Jika The Fed tidak menurunkan suku bunga sesuai ekspektasi pasar, dampaknya bisa menekan aset berisiko secara luas.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China turut menjadi ancaman. Pernyataan Trump soal kemungkinan intervensi di Taiwan kembali memanaskan hubungan kedua negara, dan situasi ini dapat mendorong pelaku pasar mengambil langkah defensif.
Kondisi ini memperkuat pandangan bahwa reli saat ini tidak cukup kokoh untuk menopang harga lebih lama.
Baca juga: Luar Biasa BlackRock Borong Kripto Ethereum (ETH), Salip Bitcoin (BTC) di Portofolio Besarnya!
Investor Diimbau Waspada
Dalam situasi penuh tekanan seperti ini, investor disarankan untuk tidak terburu-buru mengikuti euforia pasar.
Sejumlah analis menyarankan pendekatan konservatif, termasuk penggunaan stop-loss secara ketat untuk membatasi kerugian jika harga berbalik arah secara mendadak.
Selain itu, menjaga sebagian portofolio dalam bentuk likuid atau aset stabil seperti stablecoin dinilai bijak, mengingat volatilitas bisa meningkat tajam dalam waktu singkat.
Langkah-langkah ini dianggap penting untuk menghadapi kombinasi tekanan teknikal dan ketidak pastian makro yang belum mereda.
Pendekatan defensif menjadi kunci agar investor tetap terlindungi dari potensi koreksi pasar yang tajam.
Kesimpulan
Reli crypto yang terjadi belakangan ini menimbulkan lebih banyak tanda tanya ketimbang keyakinan.
Ketika likuidasi short menjadi penyebab utama kenaikan harga, risiko koreksi mendadak tidak bisa diabaikan.
Dengan tekanan dari faktor makro dan geopolitik yang belum reda, investor perlu menyiapkan strategi bertahan, bukan sekadar mengejar momentum.
