adalah menaklukkan diri sendiri. Menaklukkan keinginan yang
berlebihan, menaklukkan ketakutan yang berlebihan, mau
menerima kenyataan.

market lagi rehat(weekend), perhatikan, liat dengan
seksama, kesampingkan dulu imajinasi yang ada, jernihkan cara
pandang, lihatlah chart itu secara utuh.
apa yang anda
lihat ??? apa yang anda rasakan ??? apa yang ada di benak anda
??? apa yang ada dari keseluruhan chart itu ??? yang ada tidak lain hanya price yang bergerak naik dan turun, tidak lebih tidak kurang.
kenapa anda bingung ??? sebab anda sendiri yang membingungkan diri sendiri.
sekedar berbagi dengan rekan, melihat price dari sudut pandang yang berbeda. Trading tak lepas dari unsur kesepakatan kompromisitas antara buyer dan
seller. Itu terbukti dengan adanya gerak market yang naik dan
turun, naik dan turun, sekali lagi naik dan turun. Di
dalamnya berlaku hukum ekonomi yang tercermin dengan jelas di titik
high dan low, dan tergambar dengan detail dalam azas penawaran dan
permintaan.
Coba tengok lagi, karena arahnya hanya naik dan turun maka opennya-pun hanya buy dan sell. Buy dan sell merupakan 2 instrumen terpenting dalam dunia
trading, olehnya tak salah jika lahir opini bahwa buy dan sell harus
berakhir dengan profit. Apapun pilihan anda selama anda hanya memilih buy atau sell wajib hukumnya buy dan sell anda berakhir dengan profit.
hukum ekonomi trading mengatakan buy di low dan sell di high. Pertanyaannya, kap
meilhatnya, sudut pandang ini tercermin di TF mana anda mengambil
acuan.
Lalu kenapa terjadi lose ??? MC ??? bukankah buy
dan sell harus berakhir dengan OPIT ??? Joosss pertanyaan yang bagus
sekali.
Salah satu penyebab terjadinya MC adalah ketidak
mampuan dalam menaklukkan diri sendiri, tak mampu menundukkan
emosi, udah melihat harga bergerak kencang naik, ehh malah
hajar terus dengan sell terus, terus, dan terus, dan pada
akhirnya margin berwarna merah tanda gelombang tsunami udah di depan
mata. Sekali babat,,, wuzzzzzzzzz,,, duit melayang ke broker. Teman
hanya bisa bersifat, anda tinggal meratapi nasib, paling banter
menghibur diri sendiri, akkh belajar lagi moga depo lain kali
udah bisa WD ????? Nah lho, kapan bisa WDnya jika terus
mengulang kesalahan yang sama, sapi aja tak mau jatuh dalam lubang
yang sama utk yang kedua kalinya.
Pertanyaan yang sedari tadi ray tunggu2 om yuswanto,,, i like it,,,
coba buka TF h1 om, perkecil chartnya, setting periode seaparatornya buat melihat gerak market hari perharinya. Di TF h1 yang namanya high dan low tergambar dengan jelas. TF h1
berbicara kepada anda bahwa jika terjadi gerak market maka titik
targetnya berada di titik itu walalu bagaimanapun kuatnya menembus
low atau high price wajib hukumnya utk melakukan koreksi itulah
yang ray sebut penetralisasian price.
Dikarenakan alur dari
TF h1 yang begitu dinamis, jujur, dan penuh improvisasi, maka
lahirlah sebuah misteri yang selalu mengiringi gerak market sepanjang
tahun. Misteri itu : senin koreksi, selasa mencari arah, rabu
pecah atas pecah bawah, kamis ikut arah, dan jumat pastinya
menggila.
Walau ini hanya sebuah misteri namun
kenyataannya misteri ini selalu berulang meski tidak dalam
konteks yang utuh, namun terkadang penuh variasi yang di sebabkan
fluktuatifnya market. Kita selalu berupaya untuk mengimajinasi
market, sementara market tak pernah berimajinasi. Market
jujur, dinamis, penuh intrik, kadang valid kadang tidak.
Walau apa yang ray utarakan ini terkesan aneh dan lain dari
biasanya, namun ray mempersilahkan anda untuk membuktikannya
sendiri. Cara pandang ray yang berbeda, mencoba untuk meluruskan
anggapan bahwa trading bukan sesuatu yang menakutkan melainkan
sesuatu yang indah.
Menaklukkan diri sendiri adalah instrumen penting dalam menaklukkan dunia trading.
Sekedar mengingatkan, ray bukan penentu market. Misteri itu hanya
sebuah misteri, benar dan tidaknya wallahu a`lam.
Om
kurnia, boleh menengok TF mana aja, bukan berarti acuan haruslah
TF h1. TF h1 hanya untuk melihat gerak market dalam 1 hari. TF h1 hanya untuk identifikasi high dan low harian sebelum-sebelumnya utk
menentukan titik entry, titik exit, atau pun titik target. Jadi
tak ada hukum yang memaksa bahwa TF h1 harus sebagai acuan.
Hanya kesannya jelek dan sifatnya sombong jika ray
mengatakan sambil merem pun anda bisa OP, sambil apa aja dah anda
bisa OP, tergantung rasa nyaman dan pilihan anda aja, maaf.
Sebegitu mudahnya trade, semudah anda mengedipkan mata.(maaf, mohon jangan di perdebatkan).
Yang sulit adalah menaklukkan diri sendiri.
Sumber: Raymond Sugara
Bagikan ini:
- Klik untuk membagikan di Facebook(Membuka di jendela yang baru) Facebook
- Klik untuk berbagi di X(Membuka di jendela yang baru) X
- Klik untuk berbagi di Linkedln(Membuka di jendela yang baru) LinkedIn
- Klik untuk berbagi pada Tumblr(Membuka di jendela yang baru) Tumblr
- Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru) Pinterest
- Klik untuk berbagi via Pocket(Membuka di jendela yang baru) Pocket
- Klik untuk berbagi di Telegram(Membuka di jendela yang baru) Telegram
- Klik untuk berbagi di Utas(Membuka di jendela yang baru) Utas
- Klik untuk berbagi di WhatsApp(Membuka di jendela yang baru) WhatsApp
- Klik untuk membagikannya ke Mastodon(Membuka di jendela yang baru) Mastodon
- Klik untuk berbagi di Bluesky(Membuka di jendela yang baru) Bluesky
- Lagi



