#Tradingan – #Money Management Saat #Volatilitas Ekstrem (#Event-Driven) – #Strategi Alokasi Modal Ketika Ada News Besar – Dalam dunia #trading, #volatilitas adalah pedang bermata dua. Di satu sisi, pergerakan harga yang ekstrem bisa menjadi #peluang meraih profit signifikan. Namun di sisi lain, jika tidak dikelola dengan tepat, volatilitas dapat menyebabkan kerugian besar hanya dalam hitungan menit. Inilah mengapa money management menjadi faktor penentu, terutama ketika menghadapi #event-driven market — kondisi #pasar yang dipengaruhi oleh rilis berita besar seperti data ekonomi, keputusan suku bunga, atau peristiwa geopolitik.
Baca Juga: Membuat Trading Plan Mingguan & Bulanan – Bagaimana Merencanakan Modal, Target, dan Evaluasi Berkala

Mengapa Event-Driven Trading Berisiko Tinggi?
- Spread Melebar: Saat news besar dirilis, broker sering kali memperlebar spread sehingga biaya masuk dan keluar posisi lebih tinggi.
- Slippage: Harga eksekusi bisa berbeda jauh dari harga yang diinginkan.
- Perubahan Arah Cepat: Market bisa bergerak sangat volatile dan tidak jarang berbalik arah dalam hitungan detik.
- Psikologi Tekanannya Tinggi: Adrenalin naik, emosi mudah mendominasi keputusan.
Karena faktor-faktor tersebut, strategi alokasi modal wajib disusun agar kerugian tetap terkendali meski peluang profit besar terbuka.
Prinsip Money Management Saat Volatilitas Ekstrem
1. Batasi Risiko per Transaksi
Aturan klasik: maksimal 1–2% dari total modal per posisi.
Contoh: jika modal $10.000, risiko per trade hanya $100–200. Dengan begitu, bahkan jika terjadi 5 kali kerugian berturut-turut saat news, akun tetap aman.
2. Kurangi Ukuran Lot
Saat volatilitas tinggi, lot besar akan sangat berisiko. Lebih baik turunkan ukuran posisi agar tetap sesuai dengan batas toleransi risiko.
3. Gunakan Stop Loss Lebih Longgar
Pergerakan harga saat news sering “menyapu” level stop loss ketat. Namun, jangan sampai stop loss terlalu jauh dari rencana risiko. Caranya:
- Sesuaikan stop loss dengan Average True Range (ATR) atau volatilitas terkini.
- Jika stop loss lebih lebar, otomatis ukuran lot harus diperkecil.
Baca Juga: Order Flow & Footprint Chart untuk Trader Kripto – Cara Membaca Pergerakan Order Secara Real-Time
4. Diversifikasi Waktu dan Instrumen
Alih-alih menaruh seluruh modal di satu pasangan mata uang atau aset, sebar risiko ke beberapa instrumen yang lebih stabil atau trading di sesi berbeda.
5. Siapkan Dana Cadangan
Jangan pernah mengalokasikan seluruh modal untuk event-driven trading. Sisakan 70–80% modal di luar pasar agar tetap aman jika pasar bergerak liar di luar prediksi.
6. Pertimbangkan Hedging atau Pending Order
- Hedging: membuka posisi berlawanan untuk mengantisipasi arah yang tidak terduga.
- Pending Order Buy/Sell Stop: digunakan jika harga menembus level teknikal kunci. Namun tetap gunakan lot kecil dan stop loss jelas.
Contoh Penerapan Strategi Alokasi Modal
Misalnya: Modal $5.000
- Risiko per posisi: 1% = $50
- ATR menunjukkan volatilitas tinggi → Stop Loss ideal = 50 pip
- Nilai per pip (0.1 lot EUR/USD) = $1 → Risiko = 50 pip × $1 = $50
👉 Maka lot yang dipakai hanya 0.1 lot, bukan 1 lot.
Jika ingin membuka 2 posisi di instrumen berbeda, tetap total risiko gabungan tidak boleh lebih dari 2% modal.
Kesimpulan
Event-driven trading memang bisa memberi peluang profit besar, tetapi risikonya jauh lebih tinggi dibanding kondisi pasar normal. Money management yang disiplin menjadi kunci utama agar akun tetap aman. Ingat: fokus bukan hanya mencari profit saat news, melainkan menjaga kelangsungan modal untuk jangka panjang.
Dengan alokasi modal yang tepat — mulai dari pembatasan risiko, pengaturan lot, hingga diversifikasi — trader dapat memanfaatkan peluang volatilitas ekstrem tanpa terjebak dalam kerugian besar.
[…] Baca Juga: Money Management Saat Volatilitas Ekstrem (Event-Driven) – Strategi Alokasi Modal Ketika Ada News … […]