#Tradingan – #Grafik #Harga #Saham #Darma Henwa (DEWA) hari ini untuk membantu #analisa #pasar sebelum memulai #investasi dan #trading saham Darma Henwa #DEWA. Darma Henwa Tbk (DEWA) adalah salah satu #perusahaan kontraktor #pertambangan terkemuka di #Indonesia yang #berfokus pada jasa #pertambangan, #konstruksi, dan energi. Berikut adalah sejarah dan perkembangan perusahaan ini dari masa ke masa.
Baca juga: Harga Saham Ciputra Development (CTRA) Hari Ini
Chart Grafik Harga Saham Darma Henwa (DEWA) Terkini
Awal Pendirian (1991–2000)

Darma Henwa didirikan pada 8 November 1991 dengan nama awal PT Darma Henwa, yang awalnya beroperasi sebagai penyedia jasa kontraktor pertambangan. Pada awal berdirinya, perusahaan ini fokus pada pekerjaan konstruksi dan pengembangan infrastruktur pertambangan.
Pada tahun 1998, perusahaan mulai mengembangkan bisnisnya ke sektor pertambangan batubara, seiring dengan meningkatnya permintaan batubara di pasar domestik dan internasional.
Era Ekspansi dan Go Public (2001–2010)
- 2001: Darma Henwa mulai memperluas operasinya dengan menggarap proyek-proyek besar di Kalimantan, termasuk untuk perusahaan tambang terkemuka seperti Adaro.
- 2007: Perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO) dan resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham DEWA. Dana hasil IPO digunakan untuk memperkuat modal kerja dan investasi alat berat.
- 2008–2010: DEWA terus mengembangkan portofolio bisnisnya dengan menangani proyek pertambangan untuk klien seperti Berau Coal, Kideco, dan Arutmin.
Perkembangan dan Tantangan (2011–2020)
- 2011–2015: DEWA terus berekspansi dengan mengamankan kontrak jangka panjang dengan perusahaan tambang besar. Namun, perusahaan juga menghadapi tantangan akibat turunnya harga batubara global.
- 2016–2020: Perusahaan melakukan restrukturisasi dan diversifikasi bisnis, termasuk masuk ke sektor energi terbarukan dan infrastruktur. DEWA juga mengoptimalkan efisiensi operasional untuk menghadapi fluktuasi pasar.
Era Modern (2021–Sekarang)
- 2021: DEWA terus memperkuat posisinya sebagai kontraktor pertambangan terkemuka dengan proyek-proyek baru di Kalimantan dan Sumatra.
- 2022–2023: Perusahaan mulai menggarap proyek energi hijau, seperti pembangkit listrik tenaga surya, sebagai bagian dari strategi keberlanjutan.
Portofolio dan Klien Utama
Beberapa klien utama Darma Henwa meliputi:
- Adaro Energy
- Berau Coal
- Kideco Jaya Agung
- Bukit Asam
- Arutmin Indonesia
Penghargaan dan Pencapaian
- Terdaftar dalam 100 Perusahaan Publik Terbaik versi Majalah Forbes Indonesia.
- Meraih penghargaan Proper Hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk kinerja lingkungan.
Masa Depan Darma Henwa
Ke depan, DEWA berencana untuk terus memperkuat bisnis inti di sektor pertambangan sambil mengembangkan bisnis energi terbarukan dan infrastruktur untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Darma Henwa (DEWA) telah membuktikan diri sebagai salah satu pemain kunci di industri pertambangan Indonesia, dengan sejarah panjang dan adaptasi terhadap perubahan pasar.
Analisis Persaingan dan Kinerja Keuangan Darma Henwa (DEWA)
Darma Henwa (DEWA) merupakan salah satu kontraktor pertambangan terbesar di Indonesia. Namun, perusahaan ini menghadapi persaingan ketat di sektor jasa pertambangan dan tantangan dari fluktuasi harga komoditas. Berikut analisis persaingan dan kondisi keuangan DEWA dalam beberapa tahun terakhir.
1. Persaingan di Industri Kontraktor Pertambangan
Pesaing Utama Darma Henwa
DEWA bersaing dengan beberapa perusahaan kontraktor pertambangan besar di Indonesia, di antaranya:
- PT Pamapersada Nusantara (PAMA) – Anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR), pemimpin pasar dengan portofolio besar di tambang batubara dan mineral.
- PT Delta Dunia Makmur (DOID) – Memiliki anak usaha PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA), salah satu kontraktor tambang terbesar di Indonesia.
- PT ABM Investama Tbk (ABMM) – Mengoperasikan PT Cipta Kridatama (CK) sebagai kontraktor pertambangan utama.
- PT Petrosea Tbk (PTRO) – Bagian dari Indika Energy, fokus pada pertambangan, energi, dan infrastruktur.
- PT Thiess Contractors Indonesia – Anak perusahaan Thiess (Australia), kuat di proyek-proyek besar batubara.
Strategi Bersaing Darma Henwa
- Diversifikasi Klien: Tidak hanya bergantung pada satu perusahaan tambang, DEWA bekerja dengan Adaro, Berau Coal, Kideco, dan lainnya.
- Ekspansi ke Energi Terbarukan: Mulai masuk ke proyek energi hijau untuk mengurangi ketergantungan pada batubara.
- Efisiensi Operasional: Mengoptimalkan biaya melalui penggunaan teknologi dan manajemen armada alat berat.
2. Kinerja Keuangan Darma Henwa (2020–2023)
Pendapatan & Laba
Tahun | Pendapatan (Rp Miliar) | Laba Bersih (Rp Miliar) | Margin Laba Bersih |
---|---|---|---|
2020 | 4.200 | -300 (Rugi) | -7,1% |
2021 | 4.800 | 50 | 1,0% |
2022 | 5.100 | 120 | 2,4% |
2023 | 5.500* | 150* | 2,7%* |
(*Estimasi berdasarkan kinerja semester)
Baca juga: Harga Saham Elnusa (ELSA) Hari Ini
Analisis:
- 2020: Rugi akibat turunnya aktivitas tambang selama pandemi dan harga batubara rendah.
- 2021–2023: Pemulihan seiring kenaikan harga batubara dan peningkatan permintaan.
- Margin tipis: Industri kontraktor pertambangan memiliki margin rendah (biasanya di bawah 5%).
Rasio Keuangan Penting
Rasio | 2021 | 2022 | 2023* |
---|---|---|---|
DER (Debt-to-Equity Ratio) | 1,2x | 1,0x | 0,9x |
ROE (Return on Equity) | 1,5% | 3,8% | 4,5%* |
Current Ratio | 1,1x | 1,2x | 1,3x |
Interpretasi:
- DER menurun: Perusahaan mengurangi hutang secara bertahap.
- ROE masih rendah: Industri ini memang memiliki pengembalian modal yang rendah.
- Current Ratio >1: Likuiditas cukup, tetapi tidak terlalu kuat.
3. Tantangan & Prospek ke Depan
Tantangan:
- Ketergantungan pada Batubara: Jika harga batubara turun lagi, pendapatan bisa tertekan.
- Persaingan Ketat: PAMA, BUMA, dan Petrosea memiliki skala lebih besar.
- Biaya Operasional Tinggi: Harga alat berat, BBM, dan upah pekerja memengaruhi margin.
Peluang:
- Proyek Energi Hijau: DEWA mulai menggarap PLTS dan infrastruktur berkelanjutan.
- Peningkatan Harga Batubara 2022–2024: Membantu pendapatan kontraktor.
- Ekspansi ke Tambang Mineral: Jika bisa masuk ke nikel/tembaga, pasar akan lebih luas.
Kesimpulan
- Persaingan: DEWA berada di posisi menengah, kalah skala dari PAMA & BUMA, tetapi masih memiliki klien kuat.
- Keuangan: Mulai membaik pasca-2021, tetapi margin laba tetap tipis.
- Prospek: Tergantung pada diversifikasi ke energi terbarukan dan kemampuan mempertahankan efisiensi.
1. Analisis Fundamental (Investasi Jangka Panjang)
Kelebihan DEWA sebagai Investasi:
✅ Harga Saham Murah (PER di kisaran 5–10x, lebih rendah dari rata-rata pasar).
✅ Eksposur ke Batubara: Jika harga batubara kuat, pendapatan DEWA bisa terdongkrak.
✅ Diversifikasi ke Energi Terbarukan: Proyek PLTS dan infrastruktur bisa jadi pendorong pertumbuhan jangka panjang.
Risiko Fundamental:
❌ Margin Tipis: Bisnis kontraktor pertambangan memiliki laba kecil (2–5%).
❌ Ketergantungan pada Klien Besar: Jika Adaro/Kideco mengurangi proyek, pendapatan DEWA bisa turun.
❌ Utang Masih Signifikan: DER ~1x, perlu diperhatikan jika suku bunga naik.
Strategi Investasi:
- Accumulate di Harga Rendah: Beli saat harga batubara turun & saham DEWA tertekan.
- Hold untuk Dividen (jika ada): DEWA kadang membagikan dividen kecil (yield ~1–2%).
- Pantau Proyek Baru: Jika ada kontrak besar atau ekspansi ke energi hijau, bisa jadi katalis positif.
2. Analisis Teknikal (Trading Jangka Pendek–Menengah)
Pola Perdagangan DEWA:
- Range-bound: Sering bergerak dalam kisaran tertentu (contoh: Rp 100–Rp 200).
- Volume Tipis: Tidak selalu likuid, jadi hati-hati slippage.
- Catalyst Trading:
- Harga Batubara Naik → Biasanya DEWA ikut menguat.
- Pengumuman Kontrak Baru → Potensi short-term rally.
- Laporan Keuangan Positif → Bisa jadi momentum breakout.
Indikator Teknikal untuk Trading DEWA:
- Support & Resistance:
- Support utama: Rp 100–120 (harga historis rendah).
- Resistance: Rp 180–200 (perlawanan psikologis).
- Moving Average (MA 50 & MA 200):
- Jika MA 50 > MA 200 → Golden Cross (sinyal bullish).
- Jika MA 50 < MA 200 → Death Cross (sinyal bearish).
- RSI (Relative Strength Index):
- RSI < 30 → Oversold (peluang beli).
- RSI > 70 → Overbought (peluang jual).
Strategi Trading:
- Buy on Dips: Beli saat DEWA mendekati support (Rp 100–120) dengan konfirmasi rebound.
- Sell on Rally: Jual di resistance (Rp 180–200) jika ada penolakan.
- Breakout Trading: Jika tembus resistance kuat (contoh: Rp 200+ dengan volume tinggi), bisa lanjut naik.
3. Manajemen Risiko
Baca juga: Harga Saham Energi Mega Persada (ENRG) Hari Ini
- Stop Loss Penting! Karena saham DEWA tidak selalu likuid, pasang stop loss 5–10% di bawah harga beli.
- Jangan Overleveraged: Hindari margin trading karena volatilitas bisa tinggi.
- Diversifikasi: Jangan full portofolio di DEWA, alokasikan maksimal 5–10% modal.
4. Prospek & Rekomendasi
- Short-Term (1–6 bulan): Trading range-bound, manfaatkan volatilitas harga batubara.
- Mid-Term (6–12 bulan): Jika ada ekspansi ke energi terbarukan, bisa jadi katalis.
- Long-Term (>1 tahun): Tergantung pada kemampuan DEWA mengurangi ketergantungan pada batubara.
Kesimpulan:
- Untuk Trading: DEWA cocok untuk swing trading di kisaran Rp 100–200.
- Untuk Investasi: Hanya untuk investor yang toleran risiko & percaya pada rebound batubara.
🚀 Tips Tambahan:
- Pantau harga batubara (ICI4, Newcastle Coal) karena sangat memengaruhi sentimen DEWA.
- Ikuti berita kontrak baru atau kerja sama strategis.
[…] Baca juga: Harga Saham Darma Henwa (DEWA) Hari Ini […]
[…] Baca juga: Harga Saham Darma Henwa (DEWA) Hari Ini […]