Tradingan.com – Tips dan Teknikal Trading Forex Dengan Indikator Pivot Point adalah salah satu pendekatan yang telah terbukti efektif adalah menggunakan pivot point. Pivot Point pada mulanya digunakan oleh para trader saham dan futures, tetapi sekarang sudah lazim digunakan dalam trading forex, terutama untuk jangka pendek. Yang sering digunakan adalah Pivot Point Harian, yaitu Pivot Point yang dihitung berdasarkan harga penutupan hari sebelumnya. Trader biasanya menggunakan harga penutupan pasar New York sebagai patokan yaitu jam 4:00 p.m EST atau sekitar jam 4:00 pagi WIB.
Trading dengan pivot point memiliki banyak kelebihan yang dapat membantu Anda meraih kesuksesan dalam trading. Untuk mengetahui lebih lengkap mari kita simak penjelasan berikut.
Lihat juga: 10 Broker Forex Trading Online Terbaik
Pengertian Pivot Point
Pivot point adalah salah satu alat analisis teknis yang penting. Pivot point merupakan konsep matematis yang digunakan untuk mengidentifikasi level-level penting dalam sebuah grafik harga. merupakan alat yang digunakan oleh trader untuk membantu memprediksi pergerakan harga, menentukan level-level support dan resistance, serta merencanakan strategi trading yang lebih baik.
Pivot point dihitung berdasarkan harga penutupan (closing price), harga pembukaan (opening price), harga tertinggi (high price), dan harga terendah (low price) dari periode sebelumnya, yang biasanya adalah hari sebelumnya.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung pivot point, tetapi salah satu metode yang paling umum digunakan adalah metode “Classical” atau metode “Floor Trader.”
Baca juga: Ulasan Singkat Tentang Apa Itu Broker Forex?
Langkah Trading Menggunakan Pivot Point
Strategi trading menggunakan level pivot kurang lebih sama seperti support & resistance. Saat harga berkali-kali bergerak ke arah sebuah level support atau resistance lalu memantul kembali, maka makin kuatlah level support atau resistance tersebut.
Sama halnya dengan level pivot. Bila Anda melihat sebuah level pivot yang cukup kuat, ini adalah kesempatan yang baik bagi Anda untuk menyusun strategi trading. Ada dua kondisi pasar yang mana level pivot bisa digunakan, yakni kondisi pasar ranging dan kondisi pasar breakout.
1. Level Pivot Di kondisi Pasar Ranging
Inti dari trading menggunakan pivot point ini kurang lebih seperti ini:
Jika harga mendekati salah satu level resistance (R1, R2, R3), Anda bisa pasang posisi sell dan menempatkan stop loss sedikit di atas level resistance.
Jika harga mendekati salah satu level support (S1, S2, S3), Anda bisa pasang posisi buy dan tempatkan stop loss sedikit di bawah level support.
Semudah itu menggunakan pivot point di kondisi pasar yang sedang ranging. Ada juga trader yang menggunakan analisa Japanese candlestick ketika harga menyentuh salah satu level support/resistance untuk mendapatkan konfirmasi apakah trend akan terus berjalan atau bahkan terjadi reversal.
2. Level Pivot di Kondisi Pasar Trending
seperti support & resistance standar, tidak selamanya harga terus bergerak naik dan turun di level-level level pivot yang sama. Sering kita temukan harga terus merangsek naik atau pun turun setelah bersinggungan dengan salah satu level. Inilah yang dinamakan dengan breakout.
Salah satu keuntungan level pivot adalah indikator ini juga bisa digunakan untuk mencari tahu kapan kiranya sebuah trend terbentuk, sekalian menunggangi trend tersebut lebih awal dan mendapatkan keuntungan lebih banyak lagi!
Menentukan Stop Loss Dan Target Dengan Level Pivot
Bila Anda cenderung agresif dan trading dengan cara breakout, mungkin hal yang agak sulit adalah menentukan level Stop Loss atau resiko. Pada cara trading dengan level Pivot yang konservatif (cara bouncing), resiko biasanya ditentukan beberapa pip di atas atau di bawah level pivot sebelumnya. Namun bila Anda menggunakan cara breakout, maka penentuan level Stop Loss yang seperti ini akan boros pip, atau dengan kata lain mengandung risiko terlalu besar.
Trader yang agresif selalu menentukan resiko seminimal mungkin guna memperoleh Risk/Reward Ratio yang memadai. Untuk menentukan level target, Anda bisa menggunakan cara yang sama dengan cara bouncing, yaitu pada level Pivot berikutnya.
Anda bisa menentukan target pada 2 atau 3 level Pivot di atas level entry untuk memperoleh Risk/Reward yang besar; tetapi jarang sekali pergerakan pasar yang melewati hingga 3 level Pivot sekaligus, kecuali pada kondisi pasar yang ekstrim. Pada umumnya, pergerakan harga akan berhenti pada satu level Pivot sebelum melanjutkan ke level berikutnya. Jika sentimen pasar berubah, maka pergerakan harga akan segera berbalik arah. Jika masih bingung bagaimana cara menentukan stoploss dan take profit bisa mempelajarinya disini.
Pivot Point Sebagai Indikator Sentimen Pasar
Sentimen pasar dalam hal ini adalah kecenderungan pergerakan harga untuk bullish atau bearish. Yang umum digunakan sebagai patokan adalah harga pembukaan (opening price) pada sesi perdagangan hari itu dan Pivot Point yang dihitung berdasarkan batas-batas harga pada hari sebelumnya.
Misalnya, jika pada sesi Asia, harga dibuka di atas Pivot Point, maka pada sesi tersebut sentimen pasar akan cenderung bullish. Namun, situasi bisa berubah pada sesi berikutnya (sesi Eropa) tergantung posisi pergerakan harga saat itu terhadap Pivot Point. Demikian pula pada sesi New York yang terjadi setelahnya.
Traders, Itu dia penjelasan mengenai level pivot dan bagaimana menggunakannya pada saat trading. Secara garis besar, level pivot adalah support & resistance, namun karena sifatnya yang objektif, membuat pivot points lebih banyak dipilih oleh para trader untuk dijadikan acuan menentukan level support & resistance.
[…] Baca juga: Tips Trading Forex Dengan Pivot Point […]